Sekolah Kehidupan, Ini 8 Alasan Traveling Adalah Guru Terbaik

Asnida Riani diperbarui 06 Sep 2016, 14:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Kerap dilekatkan dengan senang-senang, nyatanya traveling sanggup mengantarkan lebih dari sekedar euforia bertandang ke tempat baru. Disadari atau tidak, melakoni perjalanan, baik rutin maupun berjangka, dapat mengajari beragam hal. Dikutip dari Lonely Planet, ini sederet alasan perjalanan bisa berperan sebagai guru terbaik dalam hidup.

Punya prioritas. Baik soal menentukan biaya, barang bawaan atau destinasi, setiap pelancong punya prioritas masing-masing. Kemampuan ini sedikit-banyak sangat mungkin teraplikasi di situasi lain dalam hidup. Sehingga ketika di hadapkan pada ragam opsi, klasifikasi dan eliminasi bisa berjalan senatural mungkin.

Punya batasan akan teknologi. Tak tertampik, inovasi memang memungkinkan manusia untuk jalani hidup lebih mudah. Namun kalau sudah lampaui batas, masihkah bisa disebut bermanfaat seperti hakikatnya? Lepas atau setidaknya mengurangi penggunaan gadget untuk sesaat ketika traveling, entah karena terpaksa atau memutuskan sendiri, terdengar seperti satu cara efektif.

Terbiasa tawar-menawar. Dengan agenda yang sebegitu banyak, namun harus tetap mengatur keuangan secara efisien, skill tawar-menawar sepertinya akan terlatih secara otomatis. Di samping itu, kamu pun jadi tahu harus menawar sampai mana dan di mana menerapkan 'ilmu' tersebut.

Belajar bahasa 'alien'. Poin ini tak hanya bisa dijajal ketika berada di luar Indonesia, lantaran di dalam negeri pun terdapat puluhan bahasa daerah yang menarik untuk dipelajari. Mungkin akan sulit dan membuat frustrasi pada awalnya, tapi akan menyenangkan setelah tahu satu-dua trik.

Mencicip keberagaman. Jika berbicara soal keragaman, maka termasuk di dalamnya adalah cita rasa kuliner, kebudayaan dan nuansa lokal yang biasanya dibangun penduduk setempat. Menjajal pengalaman demikian dalam hidup, minimal satu-dua kali, tentu akan mengasyikkan, bukan?

Tak punya penyesalan. Membuat keputusan dan kemampuan untuk menerima berbagai keputusan adalah kunci dalam kemampuan ini. Traveling merupakan salah satu pengalaman panjang dalam mengeksekusi satu rencana. Kamu akan menerima nasihat, membaca rekomendasi, berdiskusi, membuat keputusan dan melakukannya.

Belajar bagaimana hidup dalam kebosanan. Jelajah sederet destinasi baru itu bukan soal senang saja. Pasalnya, ada proses (yang terkadang panjang) dalam mencapainya. Perjalanan kereta api berpuluh jam atau bentangan biru yang jadi pemandangan tunggal ketika menyeberang dari daratan utama merupakan media terbaik untuk memahami poin ini.