Fimela.com, Jakarta Anwar, seorang tetangga dan pemilik warung di seberang rumah Gatot Brajamusti tak merasa kaget ketika guru spiritual tersebut dicokok pihak berwajib karena sedang melakukan pesta narkoba di Lombok, NTB. Di lingkungannya, seringkali Gatot Brajamusti membuat keramaian sampai pagi.
Karena warungnya tepat berada di seberang rumah Gatot, maka pria ini kerap mendengar kegaduhan dari rumah Gatot. Karena inilah kecurigaannya timbul. Menurutnya, orang yang tidak menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang staminanya akan turun ketika harus begadang sampai pagi. Namun, yang terjadi di rumah Gatot tidak demikian.
"Saya juga tadinya udah curiga karena sering banget sampai tengah malam, jam 2 jam 3 masih teriak-teriak, ketawa-ketawa. Kalau nggak pakai gituan mana mungkin. Apalagi biasanya dari maghrib itu," kata Anwar di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Sebagai tetangga, Anwar pun sempat melaporkan kecurigaannya kepada pihak keamanan setempat. Namun, pada kenyataannya tidak ada tindak lanjut yang dilakukan atas kecurigaannya.
"Sempat ngomong ama security sini. Curiga kalau kayak gitu pasti pakai (narkoba). Tapi nggak ada tindak lanjut, dari RT atau RW. Ini mah omongan kita-kita doang jadinya," ujarnya.
Ia menambahkan jika di lingkungan elite seperti Pondok Indah, kehidupan orang sangat individualistis. Berbeda dengan di kampung-kampung dimana seringkali ada kegiatan RT/RW setempat.
"Di sini susah kalau RT atau RW. Nggak ada kegiatan mingguan atau apapun. Gatot Brajamusti ama warga nggak saling kenal. Beda kalau ama di kampung ya, mereka bisa kenal dekat. Sini mah boro-boro. Tetangga mati aja kaga tahu," tandas Anwar.