Fimela.com, Jakarta Jika mendengar nama Sheila on 7 apa yang pertama kali terlintas di benak kalian? Yogyakarta, 90-an, sang vokalis Duta atau bahkan lagu cinta? Bagi saya, Sheila on 7 adalah kenangan masa muda yang tak akan pernah lekang dari ingatan.
Grup musik pelantun Dan ini bisa dikatakan sebagai sebuah potret eksistensi bermusik yang utuh. Setiap personel seolah saling mengisi dapat menciptakan harmonisasi nada yang tiada duanya.
Meski fenomena bongkar pasang ikut mewarnai perjalanan musik Sheila on 7, buktinya mereka mampu bertahan. Bertahan untuk terus berkarya, menyuguhkan yang terbaik hingga tampil maksimal di setiap kesempatan.
Tahun 2000 adalah kali pertama saya dapat menyaksikan pertunjukkan musik tunggal. Kebetulan, saat itu saya baru menginjak usia ke-9 tahun dan begitu mengandrungi Sheila on 7.
Dapat menonton idola secara langsung, sontak membuat hati senang bukan kepalang. Menikmati aksi panggung grup yang kala itu masih diperkuat Duta, Eross, Adam, Sakti dan Anton, saya hanya mengetahui, menyukai tetapi belum dapat meresapi arti.
Tetapi satu hal yang saya bisa pastikan, saya bersyukur dapat melewatkan masa-masa itu bersama karya-karya Sheila on 7. Bahagia rasanya dapat mengukir memori masa itu diiringi teduhnya senandung dari Sheila on 7.
Memori Masa Muda
Lepas dengan memori pertama menonton konser Sheila on 7 tahun 2000 silam, saya tumbuh bersama karya-karya brilian mereka. Dari sederet album, saya hanya merasa memiliki kedekatan dan nyaman dengan 3 album pertama.
Entah mengapa, lagu-lagu di album Sheila on 7 (1999), Kisah Klasik Untuk Masa Depan (2000) dan 07 Des (2002) masih dapat saya kenali dengan baik hingga saat ini. Bukan berarti setelah itu saya tidak menyukai karya mereka namun, saya hanya lebih nyaman hingga terbawa perasaan dengan 3 album tersebut.
Mengoleksi album Sheila on 7 dalam bentuk kaset juga menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Terlebih, saat ini keluaran fisik album jauh merosot drastis sampai-sampai banyak toko kaset yang terpaksa menggulung tikar.
Seiring berjalannya waktu, Sheila on 7 terus berinovasi dan berkarya. Namun tetap, ada beberapa lagu yang mungkin tidak banyak orang tahu atau disukai, tetapi lagu itu bermakna dalam untuk saya.
Adalah Berai dan Terlintas 2 Kata, dua lagu favorit saya dari album perdana Sheila on 7. Kian bertambahnya usia, saya baru dapat memahami apa arti sebenarnya dari setiap lirik bernada kepedihan cinta.
Atau lagu bertajuk Lihat, Dengar, Rasakan dari album Kisah Klasik untuk Masa Depan. "Mudahkan hidupnya hiasi dengan belai Mu, sucikan tangan-tangan yang memegang erat harta," begitu bunyi sepotong lirik. Sejatinya, Sheila on 7 tidak hanya berkarya seputar cinta tetapi juga tentang kehidupan.
Sama halnya dengan lagu bertajuk Mari Bercinta yang ada di album ketiga, 07 Des. Bagaimana rangkaian lirik sukses membuat saya terpana dan lagu tersebut selalu ada di playlist saya hingga saat ini.
Sheila on 7 bisa dikatakan berhasil mencuri perhatian saya dahulu pun saat ini. Betapa bahagianya hati dapat mengukir memori masa muda diiringi teduhnya senandung cinta dan kehidupan dari Sheila on 7, bagaimana dengan kamu?
Putu Elmira,
Editor Kanal Celeb Bintang.com