Fimela.com, Jakarta Virus Zika yang kini dikabarkan sudah sampai di Singapura membuat masyarakat Indonesia ikut resah. Pasalnya, Liputan6 menulis, sudah ada 82 warga yang terinfeksi virus ini di Singapura. Menteri Kesehatan Nila Moeloek pun meminta agar masyarakat waspada. Karena negara tropis lebih mudah tersebar.
Untuk itu, penting bagi pemerintah dan kalangan peneliti untuk memikirkan cara untuk mengantisipasinya. Eliminate Dengue Project (EDP)-Yogya, Fakultas Kedokteran UGM membuat sebuah penelitian mengenai virus ini. Hasilnya, nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia juga bisa menghambar penularan virus zika. Penelitian yang dilakukan sejak tahun 2012 ini didanai Yayasan Tahija Indonesia.
"Eliminate Dengue Project (EDP) global telah melakukan penelitian nyamuk ber-Wolbachia bisa menekan perkembangan virus Zika di tubuh nyamuk," ujar Adi Utarini, Peneliti Utama EDP Yogya pada Rabu (31/8) lalu kepada Liputan6.
Proses memasukkan bakteri Wolbachia dilakukan di Australia menggunakan sistem mikro injeksi. Sayangnya, keterbatasan peralatan di Indonesia membuat proses tersebut belum bisa dilakukan. Hasil dari penelitian tersebut juga menunjukkan, nyamuk jantan yang mengandung Wolbachia tak bisa menghasilkan keturunan.
Sementara itu, nyamuk betina ber-Wolbachia yang kawin dengan jantan lokal bisa menghasilkan keturunan yang seluruhnya ber-Wolbachia. Hasil penelitian dan juga cara ini diharapkan berhasil dan dapat menekan laju perkembangan virus Zika pada nyamuk.