Hujan dan Air Mata Iringi Pemakaman Eddy Silitonga

Sutikno diperbarui 30 Agu 2016, 20:35 WIB
Setelah lagu Mama selesai, jenazah dimasukkan ke dalam peti mati warna putih yang telah dipersiapkan sebelumnya. Isak tangis masih terdengar saat jenazah dimasukkan ke dalam peti. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Sebelum diberangkatkan ke Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, untuk dimakamkan, jenazah terlebih dulu melalui serangkaian upacara adat Batak sesuai daerah kelahirannya 65 tahun silam. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Penyanyi yang terlahir sebagai anak keempat dari 11 bersaudara dan populer di era 1970-an itu meninggal Kamis (25/8/2016) sekitar pukul 00.05 WIB dini hari di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Sabtu, 27 Agustus sekitar pukul 13.30 jenazah diberangkatkan ke TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pemakaman diiringi guyuran hujan lebat dan air mata dari keluarga dan sahabatnya. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Meski hujan makin lebat, tidak menyurutkan para pelayat yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhirnya pada penyanyi yang telah menciptakan banyak lagu hits tersebut. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Selain sanak saudara terlihat beberapa selebriti seangkatan penyanyi senior itu ikut mengantarkan ke peristirahatan terakhirnya. Setelah pembacaan doa, dilanjutkan dengan tabur bunga ke dalam pusara. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Selain anak, saudara dan kerabatnya, terlihat beberapa selebriti ikut menaburkan bunga ke dalam pusara. Diantaranya penyanyi Nia Daniaty, Agus Wisman dan Sandro Tobing. (Deki Prayoga/Bintang.com)