Ingat, Ada Aku yang Dulu Tak Berhenti Berdoa untuk Kesuksesanmu

Gadis Abdul diperbarui 30 Agu 2016, 21:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Makan sepiring berdua mungkin terlihat sangat romantis, tapi kamu dan aku pastinya sangat tahu persis apa alasan yang membuat kita makan sepiring berdua. “Namanya juga baru lulus kuliah, jadi masih usaha untuk mencari kerja.” Kalimat itu yang selalu kamu ulang berkali-kali.

Ya, aku sangat mengerti keadaanmu dulu, aku pun ingat akan janji kita untuk memulai semuanya dari awal. Tak ada uang orangtuamu atau orangtuaku yang kita pakai untuk memulai sebuah usaha. Usaha bersama yang kita bangun dengan penuh harapan agar kelak kehidupan rumah tangga kita tidak lagi susah.

Tiga tahun pacaran, tentunya banyak hal yang sudah kita lalui bersama, baik susah ataupun senang. Aku sangat bahagia karena kamu terus berada di sampingku dan mendukung semua karierku. Dan karena rasa cintaku dan demi membalas semua kebaikanmu akupun bersedia menunggumu.

Namun sayang, setelah kesuksesan kamu raih, sedikit demi sedikit perubahan itu terlihat. Dulu, meskipun hanya bisa naik motor rasanya sudah sangat menyenangkan, tapi kini meskipun kamu sudah memiliki kendaraan roda empat aku tidak melihat senyumanmu lagi. Kemana kamu yang dulu yang katanya mau terus bersamaku saat sudah ataupun senang?

Kamu lebih sibuk dengan handphone-mu dibandingkan dengan aku yang kini berada di sampingmu. Aku selalu berpikir positif, mungkin memang kamu sedang mengurus bisnismu. Bisnis yang katanya kamu bangun untuk modal kita menikah.

Menikah? Rasanya itu semua tinggal mimpi karena kenyataannya bukannya sibuk bekerja kamu malah sibuk berbincang dengan wanita lain. Seperti tersambar petir aku yang setia menunggumu, kini kamu buang begitu saja.

“Aku sudah nggak bisa sama kamu lagi.” Ya, sangat mudah untuk kamu mengeluarkan kalimat tersebut. Apakah karena terlalu lama pacaran jadi kamu mulai bosan? Apakah karena aku yang terlalu cerewet atau karena kamu memang lebih mencintai dia daripada aku.

Berbagai macam pertanyaan itu muncul, bahkan akupun menyalahkan diriku sendiri. Dulu aku selalu berdoa kepada Tuhan supaya kamu bisa secepat mungkin meraih mimpimu. Dan sekarang setelah semuanya tercapai, aku ingin menarik semua doa-doa itu.

Kenapa kamu melupakan semua pengorbananku? Kenapa kamu dengan teganya berselingkuh dengan wanita lain? Pria bisa sukses karena wanita, dan pria juga bisa hancur karena wanita. Sekarang aku paham betul makna dibalik kalimat tersebut. Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu, terima kasih untuk semua lukanya.