Fimela.com, Jakarta Teror bom bunuh diri terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan dr Mansur no. 75, Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8), dan melukai Pastor Albert S Pandiangan. Berhasil diamankan, pihak kepolisian memaparkan, motif pelaku Ivan Armadi Hasugian, yakni ada seseorang yang hendak membunuh pastor.
"Jadi motifnya ada seseorang yang berusaha membunuh Pastor," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Pol Nur Falah di Medan kepada Antara, Minggu (28/8). Selepas berbicara dengan sejumlah saksi, Nur Falah mengatakan, Ivan berpura-pura masuk dan ikut kebaktian di gereja. Ketika Pastor Albert hendak menyampaikan khotbah, lelaki berusia 18 tahun itu berlari ke altar.
"IAH berupaya melukai Pastor dengan pisau yang dibawanya, tetapi hanya terkena di bagian tangan. Pelaku juga membawa sebuah tas yang berisi benda yang diduga bom, tetapi tidak meledak. Tas tersebut hanya mengeluarkan api dan asap," sambung Nur Falah, sebagaimana dimuat Liputan6.com.
Melihat kejadian tersebut, jemaat gereja mengejar, kemudian mengamankan Ivan, sebelum akhirnya menghubungi pihak kepolisian yang menurunkan tim penjinak bahan peledak dari Satuan Brimob Polda Sumut. Hingga kini, pihak kepolisian masih terus mempelajari dan mendalami motif Ivan, sehingga berupaya menyerang pastor di gereja Katolik tersebut.
"Masih diselidiki, memang ada kabel, tetapi belum bisa dikonfirmasi, karena masih dalam penyelidikan," kata Nur Falah. Bukan hanya pastor, Ivan selaku penebar teror bom bunuh diri tersebut pun mengalami luka karena ledakan kecil dari dalam tasnya.