Perokok, Ronal Surapradja Setuju Kenaikan Rp50 Ribu per Bungkus

Syaiful Bahri diperbarui 28 Agu 2016, 22:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Wacana pemerintah menaikan harga rokok di Indonesia banyak menimbulkan pro kontra. Tidak sedikit yang menolak harga tinggi yang diajukan perbungkusnya hingga Rp50 ribu, tapi di samping itu banyak pula yang mendukung usulan tersebut. Salah satu yang sangat mendukung kenaikan harga rokok adalah presenter sekaligus penyiar radio Ronald Surapradja. Menurutnya, di Indonesia harga rokok masih terbilang murah dibandingkan di negara-negara lain.

"Emang harus mahal, di luar negeri mahal kok, karena kan tembakaunya dari kita wajar memang karena impor. Yang kedua perkapitanya lebih tinggi dari kita. Jadi memang harus mahal," kata Ronald saat ditemui di Empirica, SCBD, Sudirman, Jakarta, Kamis (25/8/2016).

Meski Sebagai perokok, Ronald mengaku bukan perokok berat yang candu. Ia mengatakan siap meninggalkan rokok demi anak-anaknya dan terutama kesehatannya.

"Untuk wacananya saya sangat setuju, sejujurnya saya perokok, saya tau itu ga sehat, kalau saya disuruh berhenti ya saya berhenti. Saya bukan perokok berat, rokok saya pun rokok paling kecil. Egoisnya saya ,saya tidak mau anak saya ngerokok makanya saya ngerokok ga pernah di rumah," jelas Ronald.

Bagi Ronald, harga Rp50 ribu perbungkus rokok masih terbilang wajar. Katanya, di luar negeri sudah mencapai ratusan ribu untuk perbungkus rokok. Dengan harga rokok yang murah, justru menambah perokok dari kalangan anak-anak.

"Itu dia salah satunya adalah, mungkin jika di naikin harga rokoknya akan menekan jumbalah roko belia, karena merekan kan belum punya penghasilan, beda saya waktu kuliah saya udah ngeroko tapi saya punya pekerjaan," paparnya.

"Faktornya apa, pertama lingkungan, di bilang keren, dewasa. Masa remaja kan pencarian jati diri, pengakuan," sambungnya.

"Mudah-mudahan dengan kenaikan rokok ini tujuannya positif, bukan cuman agenda orang-orang di atas. Dan untuk menekan perokok remaja saya setuju," tandasnya.

What's On Fimela