Fimela.com, Jakarta Usianya masih muda, baru 23 tahun. Tapi sudah meraih kesuksesan dalam hidup. Peraih juara satu Nasional Wirausaha Muda Mandiri 2013 ini dikenal luas sebagai exporter ikan hias sukses termuda di Indonesia. Omzet usahanya, kini mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Pencapaian yang diraih Nicholas, diakuinya bukanlah dari proses singkat. Perlu perjuangan keras dan perencananaan yang matang sampai akhirnya menjadi seperti sekarang.
Pria kelahiran Jakarta, 29 January 1993 ini mengaku, terlahir dari keluarga kurang mampu yang kerapkali terhimpit persoalan ekonomi. Mendapat “surat cinta” dari sekolah pun menjadi hal biasa karena terlambat membayar uang sekolah.
Kondisi itulah yang membuat Nicholas bertekad untuk menjadi orang sukses supaya bisa mengangkat derajat keluarganya. Ia tak ingin terus melihat orangtuanya dihina, direndahkan, dimaki hanya karena tidak mampu membayar hutang.
Tanpa perencanaan dan hanya bermodal tekad membara, mulailah Nicholas kecil yang saat itu berusia 8 tahun mencari uang sendiri untuk membantu perekonomian keluarga dengan berjualan makanan dan minuman. Ketika SMP, tanpa mengenal gengsi, Nicholas yang beranjak remaja mencoba bisnis baru dengan berjualan baju, masuk MLM sampai asuransi.
Saat itu, yang tertanam dalam benaknya gengsi tidak akan membuatnya sukses, tapi sukses kelak yang akan membuatnya bergengsi. Keberuntungan kemudian berpihak kepadanya. Dari berbagai bidang usaha yang telah dijalani dan belum juga menemui jalan kesuksesan, barulah pada usia 17 tahun dirinya menemukan peluang usaha yang membawanya dalam kesuksesan, yakni jualan ikan.
Saat itu, Nicholas yang masih duduk di kelas 2 SMU, mampu meraih penghasilan bersih dari usahanya perbulan Rp2 juta- Rp3 juta per bulan. Tapi kondisi itu tak bertahan lama. Bahkan Nicholas sampai mengalami fase titik terendah dalam hidup. Usahanya tidak lagi berjalan, sekolahnya berantakan sampai ia dinyatakan tidak naik kelas, dan diputus pacar.
Kenyataan pahit itu, sempat membuatnya putus asa. Bahkan sampai ingin mengakhiri hidup karena malu. Namun pada akhirnya ia tersadar dan mulai menata hidup kembali. Jualan ikan hias pun masih menjadi pilihan. Akan tetapi dengan konsep yang lebih tertata sampai dirinya bisa mengembangkan usaha dan meraih omzet ratusan juta rupiah per bulan.
Penasaran bagaimana Nicholas mengembangkan usahanya? Kepada Dadan Eka Permana dan fotografer Adrian Putra dari Bintang.com, berikut petikan wawancara dengan Nicholas Kurniawan:
What's On Fimela
powered by
Memupuk Keberanian untuk Melangkah
Masa lalu yang tidak mengenakan membuat Nicholas Kurniawan belajar banyak hal. Ia sadar bahwa hidupnya tidak akan berubah jika ia berdiam diri saja. Sehingga pekerjaan apapun itu akan ia lakukan. Ia pun tidak pernah merasa malu atas apa yang sudah ia kerjakan selama itu tidak merugikan orang lain.
Sejak kapan Anda memulai usaha?
Sejak kelas 2 SD saya sudah mulai berbisnis tapi masih dalam skala kecil. Saat SMP juga mencoba menjual baju, awal masa SMA saya juga mulai menjajal berbagai jenis MLM hingga asuransi. Saat itu saya tidak memiliki rencana konkret, hanya ada tekad yang kuat, dan keberanian untuk melangkah.
Apakah tidak malu dengan teman-teman seusia Anda?
Saya tidak takut malu untuk mencoba karena prinsip hidup saya gengsi tidak akan membuat saya sukses, tapi sukses akan membuat saya bergengsi.
Bagaimana awalnya Anda bisa menjalani usaha ikan hias?
Saat itu saya masih duduk di bangku kelas 2 di SMA Kolese Kanisius. Seorang teman memberikan sepaket ikan Garra Rufa, ikan yang biasanya banyak dijumpai di mall untuk terapi. Berawal dari iseng karena tidak suka pelihara ikan, saya memanfaatkan ikan pemberian teman saya itu untuk saya dijual di forum Jual-Beli Kaskus. Tak disangka, banyak sekali yang berminat. Saat itu naluri bisnisku langsung bekerja.
Saya kemudian mempelajari lebih dalam tentang ikan Garra Rufa ini dari online. Kemudian saya menghubungi teman saya untuk mendapat informasi di mana dapat membeli ikan ini dengan harga murah. Setelah itu lahirlah “Garra Rufa center” toko online khusus menjual ikan Garra Rufa beserta perlengkapannya.
Berapa penghasilan Anda saat itu?
Saat itu saya telah dapat mengumpulkan uang Rp2 hingga Rp3 juta profit bersih setiap bulannya dengan menujal ribuan ekor ikan Garra Rufa. Costumer saya dari orang terkenal seperti anggota DPR, pengusaha besar, artis, dan berbagai mall.
Bagaimana perasaan Anda saat itu?
Pencapaian segitu sesuatu banget untuk seorang anak kelas 2 SMA berusia 17 tahun. Rasanya seperti musim semi yang telah tiba setelah kemarau panjang, saya merasa melihat terang setelah kegelapan panjang. Dari usaha itu saya bisa menabung Rp 10 juta.
Pernakah Anda mengalami kegagalan?
Disaat saya sedang menikmati jerih payah saya, disaat itu saya harus menerima kenyataan sangat pahit, saya dinyatakan tidak naik dari kelas 2 SMA ke kelas 3 SMA. Saat itu saya merasa lebih baik mati saja, saya tidak kuat menahan malu, saya tercabik-cabik oleh asumsi bahwa saya akan menjadi lelucon di luar sana, bukan hanya saya, tapi juga orang tua saya.
Jangan Lupa dengan Kuasa Tuhan
Kegagalan sempat membuat Nicholas Kurniawan ingin mengakhiri hidupnya, namun beruntung karena ia memiliki orangtua yang selalu mengingatkannya untuk bersyukur. Nicholas mengakui bahwa apa yang ia miliki adalah pemberian Tuhan. Hingga saat ini ia belajar untuk mensyukuri segala sesuatu yang ia dapat atau pun yang hilang dari tangannya.
Apakah karena Anda terlalu menikmati bisnis yang dijalani sehingga lupa sekolah?
Ini yang membuat saya hancur. Karena sebelumnya saya tidak pernah bermasalah dengan nilai. Saya lulus sebagai salah satu lulusan terbaik di SD Santa Maria Djuanda, peraih nilai tertinggi untuk matematika, sejak SMP hingga kelas 1 SMA rata-rata nilai rapot saya selalu di atas 8 dan di atas rata- rata kelas, saya terpilih menjadi pengurus OSIS di SMP Kanisius, kapten tim sepak bola, aktif di berbagai kegiatan seperti band dan masih banyak hal lain yang selalu menjadi kebanggan dalam hidup saya. Untuk menutup malu, saya akhirnya pindah sekolah.
Lalu bagaimana cara Anda bangkit dari kejadian tersebut?
Jujur waktu itu saya orang yang jauh dari Tuhan, mungkin saya terlalu berbangga diri sampai akhirnya Tuhan mengambil segala-galanya dari saya. Bahkan sampai pacar cantik saya pun, hilang karena setelah tidak naik kelas nggak lama putus.
Akhirnya dengan saran dari orangtua, saya sadar bahwa yang saya banggakan adalah milik Tuhan dan yang saya capai adalah berkat kuasa Tuhan. Dari sana saya mulai merancang kembali tujuan hidup saya, goal, dan impian saya.
Kapan Anda memulai kembali usaha ikan hias?
Sejak saya berkeinginan kuliah di Prasetiya Mulya Business School. Karena saya percaya di sana saya lebih dapat berkembang sesuai dengan passion saya menjadi pebisnis besar. Biaya masuk kuliah mahal membuat saya berpikir satu-satunya cara adalah kembali jualan ikan hias. Tapi dengan target penghasilan yang jauh lebih besar. Harus mendapatkan uang Rp 10 juta setiap bulannya.
Maka saya pun mulai membuat resolusi dengan tulisan besar di kamar. Saat lulus SMA, saya akan memiliki bisnis besar, memiliki uang Rp 100.000.000 yang akan saya gunakan untuk membayar kuliah.
Bagaimana cara untuk mencapai impian Anda?
Untuk mendapatkan berkat yang besar, kita perlu wadah yang besar. Untuk pedagang ikan hias, bisa menabung Rp 10 juta adalah angka yang besar, namun bagi exporter ikan hias Rp 10 juta adalah angka yang kecil. Oleh sebab itu saya berpikir untuk menjadi eksportir.
Bagaimana Anda bisa menjadi eksportir?
Hal pertama yang saya lakukan mencari ilmu kepada eksportir ikan hias. Tapi tidak semudah yang saya pikirkan, hampir tidak ada yang mau memberikan ilmunya. Intinya mereka berkata coba bisnis lain saja atau ada yang bilang sekolah dulu sajalah, emangnya gampang? Saya bangun bisnis ini saja perlu 20 tahun.
Dari jawaban-jawaban tersebut , saya belajar bahwa ada saatnya kita hanya dapat mengandalkan diri sendiri seraya terus berkata, saya pasti bisa. Akhirnya saya membangun website, dengan mencontek website eksportir lain. Kemudian saya mencari tahu sendiri bagaimana mereka mempromosikan bisnis mereka, di mana saja mereka memasang iklan, mencari supplier yang baik, dan shipment agent yang dapat membantu saya mengurus dokumen-dokumen untuk ekspor.
Sebagai eksportir pemula, pernah mengalami ditipu?
Beberapa kali. Saya pernah mengirim ikan terlebih dahulu ke tempat tujuannya. Uang lebih dari Rp30 juta tidak pernah dibayarkan hingga hari ini. Tapi saya selalu ikhlaskan dan ternyata ada hikmahnya. Costumer dari orang yang menipu saya, langsung beli ikan kepada saya. Karena mereka juga tertipu. Akhirnya order-order besar beralih kepada saya.