Fimela.com, Jakarta Pertemuan Tukul Arwana dengan Susiana terjadi pada saat menghadiri resepsi pernikahan sahabatnya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, medio (pertengahan tahun) 1994. Di tengah para tamu undangan, pandangan Tukul tertuju pada sosok gadis bersahaja. Saat perkenalan, gadis tersebut menyebut namanya Susiana.
Gadis berdarah Minangkabau, Sumatera Barat, itu lahir pada 6 September 1968. Usia mereka terpaut lima tahun dengan Tukul yang lahir pada 16 Oktober 1963. Rupanya, usai berkenalan dengan Susi, lelaki bernama lengkap Tukul Riyanto itu menyerahkan kartu nama pada gadis tersebut.
Saat itu alat komunikasi yang populer adalah pager. Lewat alat itu Tukul dan Susi saling berkomunikasi. Tak terkecuali saat merancang untuk kencan. Kencan pertama berlangsung di kawasan di warung bakso yang terletak di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Lelaki yang sering menyebut dirinya Raynaldi itu bicara ngalor-ngidul. Tukul terkesan dengan Susiana yang tak menolak diajak makan bakso. Mereka sangat menikmati makan bakso, meski di pinggir jalan.
Lelaki yang selalu tampil dengan rambut cepak itu terus menjalin komunikasi dengan sang gadis. Komunikasi kedua sejoli ini makin akrab. Ibarat minum obat, pager mereka selalu berdering lebih dari tiga kali dalam sehari.
Seperti ungkapan bahasa Jawa, witing tresno jalaran soko kulino, cinta tumbuh karena biasa. Hal itu pun terjadi pada Tukul dan Susiana karena seringnya berkomunikasi.