Fimela.com, Jakarta Aktor yang menjalani profesi sebagai produser dan sutradara sekaligus hanya segelintir di negeri ini. Salah satunya adalah Ari Sihasale atau akrab disapa Ale. Nama Ale sendiri di dunia hiburan sudah mulai dikenal sejak awal era 90-an. Pemilik nama lengkap Juharson Estrella Sihasale ini lahir di Tembagapura, Papua, 5 Oktober 1973.
Ale mengawali karir dari dunia model yang membawanya berkiprah di bidang akting. Pria berdarah Papua-Ambon ini mulai menarik perhatian sejak tampil di serial Buana Jaka di tahun 1992. Ale juga sempat menjadi model video klip Denada yang berjudul Sambutlah. Yang melejitkan nama Ari Sihasale adalah sinetron Ali Topan Anak Jalanan dimana ia berperan sebagai Ali Topan.
Meski dunia sinetron Indonesia di era 90-an mulai marak dan tawaran banyak berdatangan, Ale termasuk selektif dalam memilih peran. Sinetron yang pernah dibintanginya hampir selalu meraih sukses dan mendapat pujian, diantaranya Andini, Nikita, Camelia dan Antara Jakarta-Perth. Yang paling berkesan tentu sinetron Antara Jakarta-Perth, karena di situlah Ale bertemu dengan Nia Zulkarnaen yang kelak akan menjadi istrinya.
Setahun setelah ditinggal suaminya yang meninggal karena kecelakaan, Nia akhirnya menikah dengan Ale. Pernikahan mereka ternyata membuat Ale dan Nia semakin produktif di dunia hiburan terutama film. Ale yang sempat bermain di film Cinta Selembut Awan, Virgin dan Heart, kemudian memutuskan untuk membuat rumah produksi sendiri yaitu Alenia Pictures.
Yang patut dipuji, mereka konsisten membuat film-film inspiratif yang menampilkan keindahan alam Indonesia dan cocok ditonton oleh anak-anak. Langkah Ale dan Nia mendapat banyak pujian karena saat perfilman Indonesia bangkit kembali, film untuk anak-anak justru termasuk langka. Bagi pasangan yang punya dua anak angkat ini, anak-anak patut mendapat hiburan yang berkualitas dan inspiratif.
Dimulai dari Denias, Senandung di Atas Awan (2006), Alenia Pictures memproduksi film Liburan Seru!, King, Serdadu Kumbang, Di Timur Matahari dan Seputih Cinta Melati. Selain ikut bermain, Ale kemudian mengawali kiprahnya sebagai sutradara di film King (2009) yang terinspirasi dari perjuangan pebulutangkis legendaris Indonesia, Liem Swie King.
Ale juga sempat bermain di film bertema sepakbola, Garuda di Dadaku. Tak hanya di bidang akting, Ale juga sempat tergabung dalam grup vokal Cool Colors di akhir era 90-an. Formasi awalnya terdiri dari Ale, Surya Saputra dan Teuku Ryan. Lalu Teuku Ryan hengkang dan digantikan oleh Ari Wibowo dan Johandy Yahya.
Meski sempat menjadi idola remaja, sayangnya Cool Colours tak bertahan lama karena para personilnya lebih fokus di dunia film dan sinetron. Pilihan yang tak salah, terutama bagi Ari Sihasale. Sejak awal 90-am sampai saat ini, nama Ale masih bersinar dan ditunggu karya-karya terbarunya.
.