Fimela.com, Jakarta Film Naga Bonar (1987) sukses menyelipkan unsur komedi di samping kisah patriotisme sang tokoh utama. Hingga lebih dari tiga dekade berselang, film yang dibintangi oleh Deddy Mizwar ini hampir tak pernah absen ditayangkan di televisi nasional, terutama saat momen HUT RI tiap tahunnya.
Dengan konsep beda yang diusungnya, film Naga Bonar berhasil menorehkan sejarah tersendiri bagi dunia perfilaman Indonesia. Saking melegendanya, film ini telah dibuatkan sekuelnya, yaitu Nagabonar Jadi (2007) dan di-remastering pada 2008.
Tak ada yang diubah dari film Naga Bonar yang di-remastering. Semua pemain kembali terlibat menyumbangkan suaranya di studio. Hanya saja, untuk sejumlah pemain yang sudah uzur dan meninggal digantikan suaranya dengan pemain baru. Melalui proses telesine, dilakukan penajaman kualitas warna (colour grading). Tak cuma itu, pembenahan kualitas suara pun dilakukan.
Untuk sekuelnya, film Nagabonar Jadi 2 (2008) tetap melibatkan Deddy Mizwar sebagai Nagabonar. Namun, ceritanya sudah bergeser ke era modern, di mana kisah terfokus menjadi dua, yakni Nagabonar dan sang anak, Bonaga (Tora Sudiro). Sama seperti film pertamanya, Nagabonar Jadi 2 juga tetap menyelipkan unsur komedi dari kisah patriotisme ayah dan anak.
Pun dengan penghargaan, baik Nagabonar Jadi 2 maupun Naga Bonar sukses diapresiasi oleh sejumlah penghargaan perfilman. Sebut saja Festival Film Indonesia yang menobatkan Nagobonar Jadi 2 sebagai Film Terbaik 2007 dan Naga Bonar sebagai Film Terbaik 1987 silam. Selain menang sebagai Film Terbaik, beberapa kategori bergengsi lainnya juga dikantongi dua film ini.
Film Naga Bonar sendiri bercerita tentang sosok Nagabonar (Deddy Mizwar) yang dikisahkan sebagai mantan copet yang memiliki jiwa patriotisme tinggi. Ia mengangkat dirinya menjadi komandan sebuah laskar dan berjuang melawan Belanda. Di sisi lain, Nagabonar terlibat cinta dengan Kirana (Nurul Arifin), anak dokter yang berpihak kepada Belanda.
Kisah-kisah kocak zaman perang dituturkan, termasuk persahabatan Nagabonar dengan Bujang (Afrizal Anoda) dan sikap patuh Nagabonar pada ibunya (Roldiah Matulessy). Film Naga Bonar mengambil setting pasca kemerdekaan Indonesia di daerah Sumatera Utara.