Fimela.com, Jakarta Sempat menjalani beberapa program untuk mendapatkan anak laki-laki, keinginan Meisya Siregar dan Bebi Romeo akhirnya terwujud. Dikehamilan ketiga ini, Meisya mengaku jika sang suami lebih protektif, karena begitu menanti kelahiran Bambang, putra khayalan yang telah lama didambakan Bebi.
***
Meisya Siregar dan Bebi Romeo, pasangan yang telah menjalani pernikahan selama 12 tahun ini kini tegah menanti kelahiran Bambang, putra khayalan yang begitu diidamkan Bebi Romeo sejak lama. Penantian panjang keduanya untuk mendapatkan seorang anak laki-laki pun membutuhkan perjuangan panjang.
Kepada Bintang.com, Meisya menceritakan bagaimana ia dan Bebi akhirnya bisa mendapatkan anak ketiga. Ia mengatakan jika kehamilannya ini adalah hadiah dari Tuhan, atas jawaban dari doa suaminya yang sangat ingin memiliki anak laki-laki.
Meisya pun menceritakan bagaimana ia menjalani kehamilan ketiganya. Aktris 37 tahun ini mengaku jika Bebi kini begitu protektif kepadanya, “Dari awal positif aja dia udah over protective banget sih,” aku Meisya.
Lucunya, Meisya dan Bebi sempat terlibat dalam perdebatan tentang nama sang calon anak yang kini masih berusia lima bulan dalam kandungan. Bebi sangat ingin memberikan nama Bambang untuk putranya kelak, namun Meisya merasa jika nama tersebut kurang trendi saat ini.
Tak hanya Meisya, kedua putrinya Lyrics Syaila Mu Saqeena dan Song Luisa Mu Khadijah pun merasakan hal yang sama dengan sang bunda. Namun bagi Bebi, Bambang adalah nama yang memiliki arti yang baik, “Dia pengen banget ngasih nama anaknya Bambang, dia ngerasa Bambang itu gagah,” kata Meisya. Meski ada perdeatan, Meisya pun mengungkapkan jika keluarga kecilnya sangat antusias menyambut kahadiran calon bayi.
Selain bercerita mengenai kehamilan dan keseruan keluarganya menyambut ‘Bambang’, Meisya pun menceritakan bisnis yang akan dan telah digelutinya. Seperti apa keseruan Meisya Siregar dan keluarga kecilnya menyambut kelahiran anak ketiga? Berikut petikan wawancara eksklusifnya.
What's On Fimela
powered by
Menyambut Kelahiran 'Bambang' Sang Putra Khayalan
Bagaimana Meisya Siregar dan Bebi Romeo menyambut kahadiran anak ketiga?
Kami memang menginginkan anak ketiga. Awalnya aku sama Bebi memang sempet program untuk punya anak laki-laki, tapi wakyu itu belum rejeki. Kami pakai program dokter medis dan kalender Cina juga, tapi dapatnya anak perempuan, terus yaudah kami memutuskan untuk tidak program lagi karena terlalu gambling.
Tapi begitu berhenti berupaya, pas mau pasang spiral, baru sadar kalau gak haid. Terus beli testpack dan hasilnya positif.
Setelah ini ada rencana untuk punya anak lagi?
Ini rencana program anak terakhir, gak mau nambah anak lagi. Cukup tiga aja.
Sudah mempersiapkan nama?
Nama panggilan aja sih, dari dulu Bebi dia udah punya nama panggilan buat anak laki-laki khayalannya dia, namanya Bambang. Dulu kita ketawa ngekek, bapaknya ngasih nama anaknya tuh lucu banget, tapi ternyata dia serius. Dia ingin sekali kasih nama anaknya Bambang, dia ngerasa Bambang itu gagah, jawa banget, jawa yang jaman sekarang itu gak ada lagi orangtua yang mau ngasih nama anaknya Bambang.
Kenapa Bebi sangat ingin punya anak bernama Bambang?
Jadi dia punya ideliasme sendiri, punya filosofi sendiri. Dia cari tahu dari cerita perwayangan, sejarah jawa apa arti nama Bambang. Ternyata artinya patriot atau apalah, pokoknya arti namanya bagus. Sampai akhirnya aku sama anak-anak udah protes, gamaulah (anaknya diberi nama Bambang). Ternyata Allah ngasih rejeki jadi positif. Begitu USG sejauh ini hasilnya laki-laki, semoga gak berubah.
Ini kan berarti apa yang dibercandain, apa yang disebut dan diomongin itu jadi doa. Jadi dia merasa bahwa itu adalah jawaban dari doa dia. Bahwa Bambang, Bambang, Bambang yang terus dia omongin bertahun akhirnya diijabah sama Allah, dia pikir jangan sampai gak dikasih nama bambang juga dong, itu tuh doa, “Kalau aku gak begitu belum tentu jadi,” kata Bebi.
Sempat adu argumen atas pemberian nama tersebut?
Iya, masa itu udah lewat dari mulai ngakak-ngakak sampai serius bilang, “Kamu yakin mau ngasih nama bambang? Nanti dia jadi bahan ketawaan dan celaan temen-temennya lho.” Jamannya namanya udah bukan Bambang, dia namanya Bambang, tapi Bebi bilang biarin, kenapa harus diketawain? Orang arti namanya bagus kok, artinya baik.
Bagaimana menyelaraskan nama Bambang dengan dua anak yang lain?
Pemberian nama anak pertama dan kedua selalu ada kerjasama antara aku sama Bebi. Tapi yang bikin drop itu kan nama yang pertama Syaila Mu Saqeena dan Song Luisa Mu Khadijah, yang ketiga Bambang apa gitulah, kayaknya dia jomplang, harus memasukkan unsur musik, terus belom lagi Bebi ngefans banget sama Nabi Muhammad, jadi ini bakal oke gak sih nama ini nantinya? Nah itu biarkan itu jadi pekerjaan besarnya bebi, untuk bikin nama yang cocok. Karena susah gitu, nama Bambang cocoknya dipadu padankan dengan nama jawa lagi. Tapi kalau tiba-tiba ada nama arab terus unsur musik aku gak kebayang, bakal cocok gak ya? Gak tau, biar Bebi yang mikir.
Ada kecemburuan tidak dari anak pertama dan kedua?
Kalau cemburu-cemburu gitu sih engga, karena mereka memang mengharapkan punya adik lagi. Mereka juga senang banget dan antusias banget. Mereka selalu mau ikut ke dokter, pokoknya harus, mereka seneng. Tapi mungkin di alam bawah sadar mereka, mereka gak sadar ketika mau punya adik lagi, bundanya mau punya anak lagi, di alam bawah sadar mereka ada perasaan cemas. Kenapa aku bilang begitu? Karena ada aja cobaan hamil aku. Yang paling berat itu adalah menghadapi anak-anak yang kelakuannya susah dibilangin, lagi ada masalah mereka berdua berantem, mereka susah untuk berkompromi, untuk saling rukun atau cari jalan keluar yang damai. Meraka suka bikin bundanya pecah kepala. Papanya juga udah tarik nafas, tapi balik lagi ini kayak cobaan hamil yang orang bilang itu biasa, anak sebelumnya rewel.
Rencana persalinan bagaimana?
Untuk water birth sih engga, kayaknya aku gak berpikir kearah situ. Anak pertama kan normal, anak kedua caesar, anak ketiga kalau aku masih punya nyali dan insya Allah gak ada apa-apa ya oke, mau caesar juga aku bukan tipikal orang yang anti, “Kamu bukan ibu sejati kalau tidak melahirkan secara normal.” Maksudnya jangan berpikir seorang ibu itu sempurna kalau dia melahirkan normal, atau hanya ngurusin anak tanpa bekerja, jangan memberikan label kayak gitu, karena menurut aku, setiap ibu dengan cara apapun dia melahirkan dan membesarkan anak, dengan dia bekerja atau tidak bekerja, buat aku dia seorang ibu.
Bisnis Bukan karena Nama Besar
Bagaimana Meisya Siregar memulai bisnis rendang?
Awalnya tuh karena aku dan Bebi adalah pecinta kuliner. Kalu pergi yang pertama kali dicari adalah kulinernya, dan salah satu makanan favorit kami adalah rendang. Terus begitu ada keluarga yang bikin rendangnya enak banget, Bebi bilang kenapa aku gak coba buat bisnisin? Karena selama ini kan aku dipercaya buat jadi brand ambassador. Bebi pikir sekarang waktunya aku pasarin produk aku sendiri.
Ada kecemasan saat memulai bisnis ini?
Awalnya aku mikir, nanti orang-orang bilang Meisya Siregar udah gak laku nih karena jualan rendang. Tapi Bebi yang meyakinkan aku, itu adalah nilai lebih untuk meisya Siregar yang bukan hanya sebagai publik figur yang gitu-gitu aja. Jadi buka karena punya nama besar terus Bebi menyuruh aku berbisnis. Tapi karena yang dipasarkan benar-benar enak, karena Bebi melihat aku punya akat disitu.
Merasa jadi pelopor selebriti yang berjualan tidak?
Kalau ngerasa itu sih tidak, aku rasa semua temen-temen selebriti punya pandangan yang tidak main-main dalam berbisnis, karena itu kan uang sendiri. Kalau untung dan rugi ya kita yang tanggung. Kalau dianggap jadi inspirasi Alhamdulillah.
Ada rencana bisnis lain?
Iya, karena sekarang banayak di rumah dan kebiasaan gak bisa diam, aku kepikiran cita-cita lama aku yang tertunda. Aku pengen punya bisnis pakaian. Itu karena aku suka banget dandanin anak-anak kembaran sama aku. Jadi kalau aku belanja tuh suka cari toko yang jual baju anak nanggung buat baju aku. Jadi anak-anak pake baju ukuran normal, aku pakai baju untuk anak umur 14-15 tahun jadi kita bertiga bisa selalu kembaran. Aku memang suka dandan barengan sama anak-anak.
Baru wacana sih, terus sempet jalan tapi karena belum dapat partner yang pas. Waktu itu sempat bengkak dibiaya produksi, aku belum percaya diri. Sedangkan aku mau ambil pasar menengah kebawah juga. Jadi kalau biaya produksinya terlalu tinggi, itu bukan target aku, karena kalau kayak gitu semua orang bisa ke mall buat dapetin itu. Mengambil market bawah itu adalah pasar paling potensial sih.