Krisdayanti Menilai Sistem Full Day School Tidak Efektif

Rivan Yuristiawan diperbarui 12 Agu 2016, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Wacana pemerintah melalui Mendikbud Muhadjri Effendy yang ingin menerapkan sistem full day school untuk anak SD dan SMP mendapat penolakan dari salah satu diva Indonesia, Krisdayanti. Menurutnya, jam belajar wajib di sekolah sudah cukup sampai jam 3 sore.

KD beralasan, dalam selang waktu seusai pulang sekolah, anak-anak masih sempat untuk melakukan aktifitas lain termasuk menjalani berbagai macam les sesuai dengan keinginan sang anak. KD pun khawatir pendidikan non formal anak-anak menjadi terbengkalai jika pemerintah menerapkan sekolah hingga pukul 5 sore.

"Edukasi itu cukup dari jam 7 pagi sampai 3 sore, itu kayaknya udah maksimal. Kalo Anak-anak sekolah udah pulang sore ditambah bimbel kayaknya udah sore banget," ungkap Krisdayanti di kawasan Senayan City, Jakarta, Kamis (11/8/2016).

Adik kandung Yuni Shara itu juga menambahkan full day school yang diwacanakan pemerintah berpotensi untuk mengurangi waktu kebersamaan anak-anak dengan orang tuanya. Belum lagi faktor kelelahan anak yang harus menjalani 10 jam belajar di sekolah yang berpotensi membuat para siswa stres.

"Kalo diambil masa waktu anak-anak dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore di sekolah, ‎terus orang tua kapan pendekatannya, krn anak-anak pulang pasti udah capek. Kasian kan kalo anak-anak sampai rumah udah gelap," tambahnya.

Istri dari Raul Lemos itu pun berharap pemerintah mau mengkaji ulang wacana yang dinilainya kurang efektif diterapkan pada anak usia sekolah. Pasalnya, bukan hanya sekolah, tapi keluarga di rumah menurut KD juga tetap memiliki peran penting untuk membangun karakter anak.

"Tentunya walaupun dengan full day school itu pemerintah mengharapkan adanya pembangunan karakter anak Indonesia, tapi juga tidak begitu ya caranya. Karena saya lebih percaya pembangunan karakter tetap di rumah. Pembangunan karakter, mental, spritual itu diawali di rumah," tutur sang diva.