4 Alasan Kamu Betah Dengar Lagu Galau

Nizar Zulmi diperbarui 08 Agu 2016, 21:49 WIB

Fimela.com, Jakarta Hujan, lampu kamar redup, menatap rintik hujan dari jendela kamar dan lagu sendu terlantun sebagai backsound. Pernah berada dalam kondisi seperti ini? 

Ini jadi salah satu bukti kuatnya pengaruh musik di kehidupanmu. Lagu menyayat hati yang mungkin lebih sering disebut lagu galau kerap jadi pilihan untuk mengekspresikan diri.

Bukan hanya terkait selera, tapi sepertinya menikmati lagu galau sudah jadi kebiasaan masyarakat. Di industri musik lagu-lagu ballad juga cenderung lebih sukses secara penjualan.

Lalu kira-kira apa saja yang membuat orang betah mendengarkan lagu galau dengan lirik menyayat hati? Mungkin saja beberapa hal di bawah ini merupakan penyebabnya.

 

1. Obat galau paling manjur

Patah hati dan dikecewakan orang lain merupakan pengalaman buruk yang mau tak mau harus kita hadapi. Bagi sebagian orang, lebih baik menumpahkan segala kegalauan dan kemarahan dalam satu malam untuk menjadi lebih baik. Salah satu caranya bisa dengan mendengarkan lagu galau sambil menangis sejadi-jadinya, lalu sehat kembali keesokan hari.

2. Lebih tenang dan enak didengar

Lagu ballad pada umumnya memiliki nada-nada minor yang bernuansa sedih. Tak jarang lagu sendu diiringi orkestra dan permainan instrumen yang lembut agar lebih sampai ke perasaan. Karenanya lagu galau kadang jadi 'obat tidur' yang cukup ampuh.

3. Lempar kode

Di era social media seperti sekarang, jalur berkomunikasi makin beragam. Tak lagi harus ngobrol secara langsung, tapi mulai beralih ke saling lempar kode. Tak jarang para pengguna social media menyampaikan kegalauan yang ia rasakan lewat lagu yang ia mainkan. Seperti fitur listening di Path, kamu bisa menebar kode lewat lagu galau favoritmu. 

4. Kamu orangnya melankolis

Ini kemungkinan terakhir kamu suka lagu galau. Setiap orang memang punya kadar sensitivitas yang berbeda-beda. Bagi orang yang melankolis, mereka cenderung pendiam dan memendam ketidaknyamanan. Penyalurannya biasanya ya lewat mendengarkan lagu-lagu galau, atau menulis diary, blog dan lain sebagainya. Nggak ada salahnya kok jadi melankolis, asal masih dalam batas wajar ya.

What's On Fimela