Dhea Annisa Tangkap Sinyal Rindu Sang Ayah Sebelum Meninggal

Rivan Yuristiawan diperbarui 07 Agu 2016, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Mantan aktris cilik, Dhea Annisa akhirnya datang ke pemakaman sang ayah, Indra Kusuma Nasution di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Sabtu (6/8/2016) sore. Meski terlambat, namun kedatangan Dea Annisa ke pusara sang ayah diharapkan mampu mengobati kerinduan almarhum terhadap anak perempuannya tersebut.

Ibunda dari Dea Annisa sempat mengutarakan keinginan terakhir suaminya sebelum meninggal adalah bertemu dengan sosok Dea Annisa. Namun, hal tersebut urung terlaksana karena saat suaminya meninggal, Dea sedang berada di Korea Selatan guna menjalani pendidikan.

Ditanya mengenai ungkapan rindu sang ayah terhadap dirinya, Dea mengaku tidak pernah mengetahui soal pesan rindu tersebut. Pasalnya, yang dia tahu, ayahnya merupakan sosok orang yang cuek dan jarang mengungkapkan sesuatu. "Papah tuh orangnya gengsian," singkat Dhea Annisa penuh haru di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Sabtu (6/8/2016) petang.

Meski sudah tidak pernah bertemu dengan ayahnya semenjak hijrah ke Korea, namun Dea mengaku masih kerap menjalin komunikasi dengan ayahnya saat berada di rumah sakit. Namun, seolah tidak ingin mengganggu pikiran anaknya yang sedang menempuh pendidikan, Dea mengatakan sang ayah selalu menolak jika dirinya mengutarakan keinginannya balik ke Jakarta untuk merawat ayahnya.

"Pas papah masih sakit di Rumah Sakit kita sempet ngobrol. Aku juga bilang waktu itu udah mau pulang tapi kata papah nggak usah," paparnya.

Namun Dea pun sempat menangkap sinyal jika sang ayah rindu akan kehadirannya. Kala itu, cerita Dea, saat sang ayah mendapat perawatan di rumah sakit, ayahnya sempat menanyakan keberadaannya yang tidak terlihat di rumah sakit. Padahal, saat itu diakui Dea ayahnya sudah tahu jika dirinya sedang berada di Korea Selatan.

"Waktu itu pas papah di rumah sakit sempet nanya, 'dimana lo?', aku jawab 'Kan aku lagi di Korea pah'. Papah cuma bilang, 'Oh iya'," ungkapnya bercerita. Melihat ketidak wajaran itu, Dea pun menganggap itu sebagai ungkapan kerinduan sang ayah terhadap dirinya. Itu pula yang disesalkan Dea Annisa sampai akhirnya sang ayah sudah pergi untuk selamanya.