Fimela.com, Jakarta Aktor Tio Pakusadewo dan Ttino Saroenggalo mengkreasikan Pidato Bung Karno tentang Pantja Sila. Melalui film tersebut, Tio yang berperan sebagai presiden Soekarno dan menampilkan pidato secara monolog dengan teks pidato yang ia hafal di luar kepala.
Tio, ia menceritakan keterlibatannya di film 'Pantja Sila: Cita-Cita & Realita' saat press screening film berdurasi 78 menit di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (3/8/2016). "Saya mau garap film ini awalnya karena perduli akan Pancasila, peduli akan kenyataan yang belakangan kita lihat saangat mengkhawatirkan. Itu terjadinya gak jauh dari kita, sangat dekat dengan denagn diri kita," kata Tio.
Dengan terkikisnya makna Pancasila pada generasi muda saat ini, hal tersebut menjadi kekhawatiran bagi Tio Pakusadewo untuk bisa memberikan wawasan baru akan sejarah bangsa Indonesia dan Pancasila. "Sekarang, anak-anak generasi saat ini tidak mengerti sopan santun, tidak mengerti apa yang harus dilakukan, susah bertanggungjawab. Saya menemukan jawabannya dengan terlibat di film luar biasa ini. Cara ini adalah cara saya untuk memberikan perubahan terbaik bagi bangsa dibanding saya jadi anggota dewan tapi tidak bisa melakukan apa-apa," terang Tyo.
Fokus Pantja Sila: Cita-Cita & Realita adalah pada intisari pidato yang disampaikan Bung Karno. Mulai dari diksi, intonasi serta frasa kata demi kata yang diucapkan Bung Karno dalam berpidato disajikan melalui film ini. Bicara tantangan, Tio mengaku dari sekian banyak film yang ia mainkan, film Pantja Sila: Cita-Cita & Realita menjadi film yang membuatnya bangga.
"Ini film yang sangat serius dan membuat saya bangga. Saya latihan paling lama, pengerjaan yang paling sulit, dan benar-benar berat sekali film ini. Semoga apa yang saya lakukan bisa tersampaikan pada masyarakat," ucap aktor kelahiran 2 September 1963 silam ini. Film 'Pantja Sila: Cita-Cita & Realita', Tio Pakusadewo dan Tino Saroenggalo bertindak sebagai produser, sutradara dan aktor. Film ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 17 Agustus 2016.
Pemilik nama lengkap Irwan Susetyo Pakusadewo ini mengatakan tidak bisa menyimpang dari sosok Bung Karno dan sejarah Bangsa Indonesia. "Bebannya adalah enggak boleh sembarangan, gak boleh menyimpang dari figur tersebut. Saya mohon izin juga, sowan ke kuburan Presiden Soekarno juga, saya nyekar, dan dua tahun tiga tahun kemudian baru mulai syuting," tandas Tio Pakusadewo.