Eksklusif, Ayu Ting Ting dari Karier, Kabar Miring hingga Bilqis

Altov Johar diperbarui 04 Agu 2016, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebagai seorang entertainer Ayu Ting Ting sadar benar risiko pekerjaanya. Di-bully dan digosipkan sudah biasa baginya. Ia tetap tabah dan sabar menghadapi semuanya. Ayu beruntung punya keluarga yang memberikan dukungan penuh dalam menjalani kariernya. Termasuk anak semata wayangnya Bilqis Humairah Razak yang selalu membuatnya kangen.

***
Perempuan bernama asli Ayu Rosmalina ini selalu bersyukur kariernya di dunia entertainmen hingga saat ini tetap stabil. Bukannya ia tak merasakan betapa berat cobaan dan rintangan yang harus ia lalui dalam meniti karier. Namun Ayu tak mau kalah dan menyerah dengan keadaan. Karena itu ia tetap tegar saat diterpa kabar mirin.

“Sakit sih pasti iya. Sedih ya wajar, apalagi saya perempuan, single parent enggak punya siapa-siapa. Paling saya bersandar sama kedua orangtua saja. Tapi kan enggak bisa begini terus. Saya mesti kerja, cari duit. Saya mesti maju. Kalau saya diam di tempat, mau jadi apa. Kasihan dengan anak dan keluarga saya, hanya karena omongan orang, mental saya langsung down dan enggak bisa ngapa-ngapain. Bodoh namanya. Buat saya sih enggak penting banget. Enggak berguna mendengarkan yang enggak penting,” kata perempuan kelahiran Depok, 20 Juni 1992 ini.

Termasuk soal kabar miring yang beredar soal dirinya pergi ke Amsterdam bersama Raffi Ahmad. Begitu penjelasan Ayu soal kabar itu. “Teman-teman sih tanyanya begitu. Tuh benar? Ya kalau orang pintar sih bisa tahu itu benar atau enggak. Lihat saja dari buktinya apa segala macam. Kan itu ada tiket-tiket apa sih, tiket-tiket aneh lah yang enggak jelas. Kalau orang cerdas, enggak perlu tanya dan ragu. Tapi kan masih banyak orang awam yang tidak mengerti, jadi terpancing dengan haters. Apalagi banyak teman media, ya mungkin wajar karena terpengaruh media sosial. Jadi berita ini semakin heboh dan ramai,” jelasnya.

Satu hal yang membuat Ayu sedikit senang, kedua orang tuanya selalu memberikan dukungan. Penggemar setianya tak pernah kepo alias ingin tahu persoalan pribadinya. Itulah fans -- namanya Aytinglicious -- yang selalu dibanggakan oleh Ayu Ting Ting. Mereka murni memberikan dukungan pada Ayu dalam meniti karier dan tak ingin usil dengan kehidupan pribadi Ayu.

Ada satu hal yang menurut Ayu termasik sisi unik dalam dirinya. Ia termasuk orang yang moody-an. Moodnya gampang sekali berubah. Nah keadaan itu sudah diketahui benar oleh orag dekatnya. Secara jujur ia akui kalau road manjer dan asistennya orang yang paling sering kena dampak dari keadaan ini. “Road manajer saya Firman. Sama asisten saya. Kalau saya lagi bete, sudah cepetan, jadi enggak boleh lama-lama. Jadi jalan saja yang cepat. Kalau ketinggal pasti saya marahi. Ada saja yang salah, ambil minum lah. Jadi memang mereka super sabar banget. Tapi mereka sudah tahu karakter saya. Lima menit, satu jam, sudah lupa,” kata pelantun tembang Sambalado ini.

Meski sibuk dengan berbagai pekerjaan buat Ayu anak adalah segalanya. Ia akan memberikan perhatian untuk Bilqis Humairah Razak. Namun ia tidak pernah memanjakan anak. Dalam istilah Ayu dia selalu tegas pada anaknya. “Saya bukan tipe ibu yang cuek. Saya tegas dan tidak mau memanjakan anak. Saya tuh kalau di rumah pasti sama Bilqis. Sekarang dia sudah sekolah. Kalau di rumah saya pasti antar dia sekolah. Meski sibuk, saya harus bisa membagi waktu ke anak,” akunya kepada Muhamad Altaf Jauhar, Basyir Latifan, Adrian Putra dan Indah Wulansari dari Bintang.com, saat menemuinya di Gedung Anex, Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (29/7/2016). Inilah petikan selengkapnya.

2 dari 3 halaman

Soal Karier dan Kabar Miring

Eksklusif Ayu Ting Ting (Fotografer: Adrian Putra, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Ayu Ting Ting sadar benar risiko pekerjaannya di dunia entertainmen, karena itu ia tak pernah mau menyerah dengan keadaan. 

Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin berhembus, bagaimana Ayu menghadapi cobaan dalam karir?

Kita sudah tahu nih, angin kencang banget berarti pondasi harus kuat. Kita sudah capek-capek tanam pohon dari pendek sampai tinggi banget. Tiba-tiba karena kena angin lewat gitu-gitu doang bisa tumbang. Saya enggak mau kayak gitu. Buat saya, selama masih ada orangtua yang mendoakan, yang berkahi saya, jadi enggak takut apapun. Karena semua tergantung dari doa orangtua, takdir dan kuasa Allah. Kalau takdirnya sudah enggak ada rezeki, ya sudah. Tapi selama Tuhan masih kasih kesempatan, ya terus. Enggak peduli omongan orang gimana. Yang jalani kan kita, mereka enggak tahu kehidupan kita seperti apa. Mungkin banyak orang di luar sana yang kehidupannya seperti saya tapi mereka tidak terkespose. Kalau saya kan semua orang ingin tahu, semua orang ingi lihat. Ayu habis ini kehidupannya seperti apa sih. Jadi buat saya sih, selagi bikin mereka senang, silahkan. Yang penting saya dan keluarga sehat, panjang umur, masih bisa cari rezeki.

Sering diterpa gosip, bahkan kemarin juga dikabarkan enggak enak. Pernah merasa berada di satu titik jenuh?

Enggak. Ih ngapain, kaki, tangan, masih dikasih hidup. Ngapain cuma gara-gara itu doang harus menyerah. Kasarnya, sudah biasa digosipin. Saya jadi artis akan selalu ada gosip. Yang enggak ada saja di media sosial beberapa hari dicariin sama orang. Jadi buat saya enggak penting.


Merasa kesal enggak sih sama orang yang sudah menyebarkan kabar enggak benar itu?

Kesal-lah, namanya manusia. Tapi kalau buat melaporkan (ke polisi) hanya cuma capek-capein diri. Buang-buang waktu, saya kerja setiap hari. Ngapain saya lawan dunia maya, kalau mau hadapi saja saya di dunia nyata, kasarnya gitu. Kalau enggak suka sama saya, enggak suka sama pribadi saya, datang ke saya langsung dan ngomong langsung. Jangan cuma berani pakai foto orang, atau enggak ada fotonya, komen-komen yang aneh-aneh, buat saya sih aduh, dunia maya adanya di belakang nih, enggak kelihatan.

Teman-teman sendiri menanyakan apa tidak?

Teman-teman sih tanyanya begitu. Tuh benar? Ya kalau orang pintar sih bisa tahu itu benar atau enggak. Lihat saja dari buktinya apa segala macam. Kan itu ada tiket-tiket apa sih, tiket-tiket aneh lah yang enggak jelas. Kalau orang cerdas, enggak perlu tanya dan ragu. Tapi kan masih banyak orang awam yang tidak mengerti, jadi terpancing dengan haters. Apalagi banyak teman media, ya mungkin wajar karena terpengaruh media sosial. Jadi berita ini semakin heboh dan ramai. Makanya saya pikir, orang enggak penting buat saya jadi ngapain saya ladeni. Karena saya tahu, ya memang enggak. Karena memang saya enggak ke mana-mana. Sekali enggak ya enggak.

Fans pada menanyakan enggak?

Kalau Aytinglicious (fans) tidak ada yang menanyakan itu sama sekali. Karena mereka tahu saya, dan tidak mau mencampuri urusan pribadi saya. Mereka sebagai fans yang tulus, yang hanya mendukung karier saya, lagu-lagu saya. Bukannya mengurusi kehidupan pribadi saya. Dan saya bersyukur punya mereka. Saya pernah tanya, kebetulan kita punya grup. 'Kok kalian enggak pernah sih tanya tentang kehidupan pribadi saya?' Apa kalian enggak peduli atau gimana. Mereka cuma menjawab, kita fans cuma hanya mendukung karir. Kita enggak mau tahu dan enggak mau ikut campur. Yang penting kita sayang Ayu, kita support Ayu selama masih di dunia entertain. Jadi saya merasa bersyukur. Orang yang benci saya mungkin cuma segini (sedikit), tapi orang yang sayang sama saya jauh lebih banyak.


Besarnya arti fans bagi Ayu?

Besar banget. Kalau enggak ada mereka saya enggak mungkin bisa seperti sekarang. Dulu saya tuh mikir apa saya bakal punya fans. Apa fans saya cuma keluarga saya doang. Tapi ternyata fans saya semakin banyak. Dan mereka makin kuat. Kalau saya keluar kota atau kemana, mereka datang ke hotel saya, banyak banget. Saya pernah ke suatu daerah, yang akhirnya sampai bilang begini. Kalau enggak tertib saya masuk ke kamar nih. Karena memang ramai banget. Tapi ya senang, bersyukur, enggak pernah sangka. Saya sama fans enggak pernah membatasi, jadi ketemu tuh sudah main ngeplak. Bukan yang sok hallo, apa kabar.

Salah satu bentuk kedekatannya, suka kasih nomor hp pribadi ke fans?

Iya, saya kalau ketemu fans dan ada yang minta. Teh boleh minta nomor hp-nya, oke nih. Kalau dulu pin BBM tuh. Jadi kalu BBM beruntun tiap hari enggak pernah berhenti. Tapi mereka mengerti, tidak pernah mengganggu saya.

Mungkin Ayu bisa tahan dengan kabar miring yang ada selama ini, tapi kan orang terdekat Ayu kena imbasnya?

Orangtua, contohnya ibu saya di media sosial. Itu sudah semakin banyak cacian makian orang-orang. Tapi ibu saya yang malah menguatkan saya. Semalam kalau enggak salah saya ngomong sama ibu. Saya baru lihat komen orang-orang ke ibu. Ada yang tag ke saya, saya lihat. Saya bilang, bu di Instagram ibu banyak banget orang yang komen enggak enak. Ibu jangan baca ya. Dia bilang, dih, ibu mah sudah lama enggak baca-baca komen. Jadi jangan khawatirkan ibu. Kamu tuh yang jangan suka baca-baca, jangan suka lihat-lihat. Hidup mah santai saja teh. Rezeki dan makan bukan dikasih sama dia, ya sudah yang penting kita bahagia, kita sehat. Yang penting kamu, ibu doakan terus biar sukses, sehat. Enggak usah pikirkan orang.

3 dari 3 halaman

Mood Gampang Berubah dan Soal Bilqis

Eksklusif Ayu Ting Ting (Fotografer: Adrian Putra, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Mood Gampang Berubah dan Saol Bilqis Secara jujur Ayu Ting Ting mengakui kalau dirinya terbilang gampang berubah mood-nya. Beruntung orang di sekitarnya sudah tahu benar akan hal itu. Meski sibuk dengan pekerjaan ia tetap memerhatikan anak semata wayangnya. Ayu termasuk orang tua yang tegas dan tak memanjakan anak.

Bagaimana seorang Ayu Ting Ting menjaga mood agar tetap prima saat manggung?

Saya termasuk orang yang moody. Saya bisa tuh sehari baik, besoknya saya cemberut, marah-marah. Terus dalam lima menit saya bisa baik lagi. Paling saya jaga mood-nya lihat youtube, makan, nonton bioskop, dengar musik. Itu sudah paling pas mengembalikan lagi mood. Soalnya saya termasuk orang yang selalu mikir. Otak saya enggak pernah berhenti mikir. Selama 24 jam otak saya tuh mikir terus, ada saja yang dipikirkan di kepala. Jadi saya harus bisa mengontrol diri. Kadang pikiran saya sendiri yang membuat mood enggak enak, pun sebaliknya.

Pikiran kerjaan juga bisa bikin mood rusak?

Iya, bisa begitu juga, aduh capek banget hari ini, aduh nanti ke sini lagi, aduh ingin tidur nih, aduh saya ingin pulang nih. Aduh saya ingin main sama anak nih. Saya ingin jalan dan nonton. Jadi ada saja yang diinnginkan. Waktu umur-umur saya masih 19 tahun, aduh itu lagi 'dung-dungnya'. Apalagi punya pacar kan. Aduh, sudah enggak mau kerja, inginnya pacaran tiap hari. Kalau sekarang sih sudah jadi ibu-ibu jadi sudah bisa mengontrol

Orang-orang sekitar tahu kalau mood Ayu lagi jelek?

Orang di sekitar saya tahu banget. Itu enggak bisa dibohongi.

Siapa yang sering kena marah?

Road manajer saya Firman. Sama asisten saya. Kalau saya lagi bete, sudah cepetan, jadi enggak boleh lama-lama. Jadi jalan saja yang cepat. Kalau ketinggal pasti saya marahi. Ada saja yang salah, ambil minum lah. Jadi memang mereka super sabar banget. Tapi mereka sudah tahu karakter saya. Lima menit, satu jam, sudah lupa.

Siapa sih yang paling berjasa banget di karir kamu?

Orangtua pastinya, karena mereka yang selalu support dari dulu. Ada lagi seseorang namanya ayah Acing, dulu dia yang bawa saya, mengenalkan saya sama label saya yang dulu. Lagu Alamat Palsu semua, itu kan tahun 2006. Dia yang ajak saya ketemu sama penciptanya si Dadan. Terus saya dites nyanyi, habis itu lulus, langsung masuk recording rekaman sampai saya diterima sama produser saya dulu dan mulai rekaman. Dan 2011 lagunya booming. Jadi banyak sekali orang-orang di belakang saya yang berjasa.


Oh ya, sibuk berkarir, bagaimana membagi perhatian sama Bilqis?

Saya bukan tipe ibu yang cuek. Saya tegas dan tidak mau memanjakan anak. Saya tuh kalau di rumah pasti sama Bilqis. Sekarang dia sudah sekolah. Kalau di rumah saya pasti antar dia sekolah. Meski sibuk, saya harus bisa membagi waktu ke anak.

Dalam seminggu diusahkan mengantar anak sekolah?

Kalau misalkan enggak ada kerjaan. Kalau saya di rumah, pasti mengantarkan. Diusahakan. Kayak kemarin, Senin sampai Rabu saya antarkan dia.

Anak sekolah apa?

Pre school, biasa anak-anak usia 3 tahun. Tapi Bilqis baru 2,5 tahun. Itu juga masih yang nangis terus di kelas, pusing saya jadinya. Tapi saya biarkan sajalah biar dia belajar mandiri dan terbiasa bersosialisasi.

Anak sudah pintar cerita ke Ayu soal sekolahnya?

Biasanya kalau enggak sama saya diantar sama ibu. Kayak minggu kemarin, diantar sama ibu saya. Pas di rumah saya tanya, dia lagi main handphone. Kerjaannya main handphone terus kan. Bilqis bisa taruh handphone-nya sebentar. Sudah dewasa banget deh. Dia taruh Hp-nya terus duduk. Bilqis, bunda mau tanya boleh. Dia jawab boleh. Tadi Bilqis sekolah? Iya bunda. Katanya bunda dengar Bilqis nangis. Di bilang, iya bunda. Kenapa nangis, Biqis tuh enggak boleh nangis di sekolah. Dia diam saja duduk. Saya bilangin dia diam saja, ngerti. Saya selalu bilang ke dia, kalau sekolahnya enggak nangis, bunda belikan es krim, belikan frozen. Tapi karena masih nangis sampai sekaran, jadi belum saya belikan. Pas kemarin pulang sekolah, bunda kutek frozen. Saya bilang, enggak ada. Bilqis masih nangis, bunda enggak akan beliin. Dia tahu kalau salah, dan saya enggak pernah manjain. Tapi kalau sama ayah dan ibu, kalau pulang sekolah pasti diajak ke mal, main-main bola, atau enggak makan eskrim sama main perosotan. Otak dia terkontaminasi sama itu deh. Kalau saya enggak bisa.

Enggak berani sama bundanya?

Enggak berani. Nangis juga dia enggak berani. Bilqis kalau nangis apa? masuk kamar mandi di bilang.

Ayu ternyata galak juga sama anak?

Bukan galak, tapi saya berusaha untuk tegas. Karena di rumah enggak ada yang dia takuti. Saya ayah dan ibu tuh kalau dibilangin ngeyel. Tapi kalau sama saya enggak.

Sudah disekolahkan atas kemauan Ayu?

Iya, tadinya malah mau disekolahkan dari usia 1 tahun. Ayah sama ibu bilang, jangan belagu dah, anak masih segitu sudah dimasukkan sekolah. Dulu lo ayah sekolahkan usia 4-5 tahun, tetap pintar juga. Saya bilang, kan gaya-gayaan kalau ibu-ibu sekarang kan. Akhirnya, pas 2,5 tahun baru diizinkan. Ini juga daftarnya sudah dari tahun kemarin.

Enggak kasihan, masih terlalu kecil?

Sebenarnya sih kasihan. Apalagi kemarin saya lihat di sekolahan dia masih sering nangis. Mungkin dia bosan kali ya, belum terbiasa. Cuma kan harus dibiasakan. Jadi jangan sampai dia kurang sosialisasi sama orang.

Aktitvitas padat sering kangen sama Bilqis?

Banget, tapi kan setiap hari whatsaap, face time. Kalau dia lagi bandel nih, ibu langsung telepon. 'Bunda-bunda, Bilqis cengeng nih'. Dia langsung teriak, jangan telepon bunda, kedengaran suaranya. Sekarang dia sudah seperti itu. Alhamdulillah anak saya ngomongnya sudah lancar banget. Makanya kalau bicara di depan dia enggak boleh sembarangan.


Seru banget kayaknya jadi ibu?

Ampun, di rumah sudah kayak kapal pecah setiap hari. Tapi saya senangnya, kalau sekolah dia tahu. Dia bangun pagi, mau mandi, dia mau, 'bunda sekolah'. Saya senang, dia ada keinginan untuk sekolah. Serulah, pengalaman baru, pengalaman pertama.

Bakatnya Bilqis sudah kelihatan belum?

Kayaknya sudah. Suka joged-joged. Kalau nyanyi tuh, lagu india yang saya suka dia hafal. Lagu pop yang saya nyanyikan, dia hafal. Lagu dangdut hafal. Anak kecil memang cepat nangkap ya otaknya. Kalau ditanya Bilqis anak siapa? 'Ayu Ting Ting artis'. Bilqis cita-citanya mau jadi apa? 'Jadi artis kayak Ayu Ting Ting'. Cita-citanya mau jadi Ayu Ting Ting. Tapi kalau ditanya ini siapa? 'Bunda'. Ayu Ting Ting bukan? 'Bukan'. Anaknya masih belum bisa bedakan bundanya sama Ayu Ting Ting, belum tahu. Tapi kalau lagi benar ya tahu. Lucu banget deh.

Bilqis hafal lagu Ayu?

Hafal banget. Sambalado, Alamat Palsu, Sik Asyik dia hafal.

Suka nyanyi bareng dong?

Sering di rumah, kalau lagi dengarkan. Ngetes dia saja, ingin tahu. Suaranya tuh saya dengar enggak pernah fals. Kalau suara tinggi, suaranya benar-benar mengecil gitu dan sampai. Sampai ibu dan adik saya, kok anak ini suaranya enggak ada fals-falsnya. Berarti kan bisa ikuti irama, sudah peka. Kadang kan ada anak kecil yang nyanyi ya sekenanya saja. Kalau dia enggak.

Kayaknya menurun dari ibunya?

Iya, kalau memang dia mau jadi penyanyi enggak apa-apa

Termasuk orangtua yang mengarahkan minat anak?

Mengarahkan sih untuk saat ini belum ya. Karena buat saya bebaskan saja dulu, namanya masih anak-anak. Yang penting nanti besarnya kalau dia mau jadi artis ya saya support, yang penting serius dan benar. Kalau enggak mau jadi artis, mau jadi yang lain kayak dokter pramugari, ya silahkan. Sebagai orangtua saya support. Yang penting dalam hal positif.

Tak terasa wawancara dan pemotretan dengan Ayu Ting Ting pun tuntas. Setelah itu ia sudah ditunggu untuk jadwal pekerjaan berikutnya.