Doea Tanda Tjinta, Keroncong Kembali Menjadi Raja

Nizar Zulmi diperbarui 02 Agu 2016, 23:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Di tengah kencangnya terpaan budaya luar, para seniman Indonesia konsisten menjaga kelestarian warisan tanah air. Salah satunya lewat pementasan Indonesia Kita ke-20 yang mengusung lakon Doea Tanda Tjinta.

Acara yang digelar pada 29-30 Juli ini memuat misi positif, memperluas penikmat musik keroncong di negeri sendiri. Pasalnya, warisan budaya tersebut selama ini dianggap identik dengan golongan tua.

Atas dasar itu, Butet Kartaredjasa, Agus Noor, dan Djaduk Ferianto berkeinginan untuk merangkul generasi muda agar lebih dekat dengan budayanya. Dilangsungkan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Doea Tanda Tjinta menyajikan keroncong yang lebih segar dengan sentuhan para seniman muda.

Lakon Doea Tanda Tjinta mengambil latar zaman pergerakan kemerdekaan Indonesia. Seperti tujuan Indonesia Kita, yakni mengusung kembali semangat cita-cita menjadi Indonesia, di mana perbedaan dan bermacam pertentangan pada akhirnya bisa diatasi oleh semangat kelahiran sebuah bangsa yang merdeka.

Sebagai drama musikal, Doea Tanda Tjinta memberi fokus lebih ke tatanan musik. Di sini penonton dihibur dengan keroncong yang telah dimodifikasi dengan genre lain, seperti Keroncong Rock, Keroncong Blues dan lain sebagainya.

What's On Fimela