Demi WS Rendra, Sha Ine Febriyanti Rela jadi Pelacur

Puput Puji Lestari diperbarui 03 Agu 2016, 17:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Sha Ine Febriyanti menjadi salah satu pendukung pergelaran Kesaksian Rendra [7 Tahun Mengenang Seniman Besar Indonesia], di Altar Teater Amphi Taman Ismail Marzuki (TB-TIM) Jakarta, Selasa (09/08/2016) mendatang. Ine, akan memainkan karakter Maria Zaitun dalam membacaan sajak Nyanyian Angsa. Salah satu Sajak kritik sosial karya WS. Rendra.

Ine ingin menghadirkan kejutan nasib dari perjalan kehidupan tokoh Maria Zaitun, seorang pelacur tua yang meratapi nasibnya, mencari jatidiri, dan mencari Tuhannya. “Saya merasa beruntung dilibatkan di acara ini. Saya barangkali satu dari sekian orang yang diberi kesempatan untuk tampil,” ujar Sha Ine Febriyanti, saat dijumpai di kediamannya, di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (2/8/2016).

Persinggungannya dengan Begawan Sastra WS. Rendra tak berlangsung lama. Namun Ine mengaku banyak belajar dan menyerap pengetahuan, khususnya seni panggung. Awal mengenal WS. Rendra lebih dekat, ketika ia terlibat dalam proses latihan rencana pementasan Teater Nyai Ontosoroh di tahun 2006. “Enam bulan saya ikut latihan. Walau tidak jadi ikut pementasan. Tapi dari situ saya mendapatkan ilmu dari mas Willy (WS. Rendra) langsung. Terutama bagaimana mendalami sebuah karakter; penjiwaan, bagaimana menguasai panggung; ruang. Dan ternyata ilmu itu bermanfaat dalam hidup saya sampai sekarang,” terang aktris yang pernah terlibat peran dalam pementasan teater Miss Julie (1999 dan 2012), dan Opera Primadona (2000) ini.

Hingga suatu waktu, masih kata Ine, Rendra memberi wejangan tentang pentingnya ilmu meditasi China; Tan Tien, sebagai titik fokusdariteknik pernapasandankeseimbangan dengan konsepYoga atau chakra pusar. Memusatkanpikiran melaluipusardan titik-titik tertentu dalam tubuh manusia.

“Mas Willy menunjukkan titik-titik tertentu; Tan Tien, untuk membantu konsentrasi. Ada beberapa titik penting di dalam tubuh ini yang harus distimulus dengan pikiran. Hal ini membantumengendalikan pikirandan emosi. Dari situ saya mendapat satu pengertian. Wejangan mas Willy menjadi amunisi di panggung atau ketika saya berpentas,” ujar aktris yang banyak menyutradarai film pendek ini.

Pergelaran “Kesaksian Rendra” [7 Tahun Mengenang Seniman Besar Indonesia], kata Ine, adalah momen penting. “Harusnya dapat dilakukan setiap tahun. Karya dan pemikiran beliau patut terus menjadi bahan perenungan. Apalagi jika kita melihat generasi sekarang yang agak apatis terhadap nilai-nilai. Saya berharap karya pemikiran beliau tidak hanya diketahui, dimengerti dan dipahami oleh kalangan terbatas; komunitas tertentu, melainkan bagi kalangan yang lebih luas,” kata penyandang gelar Pemeran Utama Wanita Terbaik Indonesian Movie Awards (IMA) 2016, melalui film Nay (2015) ini.

Selain Ine, Selain, mereka yang akan tampil antara lain, H. Deddy Mizwar, Butet Kertaredjasa, Sawung Jabo, Sutardji Calzoum Bachri, Putu Wijaya, Jenderal (Pur) H. Wiranto SH, Jockie Surjoprajogo, Teguh Esha, Awan Sanwani, Aning Katamsi, Untung Basuki, Anto Baret, Toto Tewel, Jose Rizal Manua, Nendra WD, Bambang Oeban, Grup Musik Sirkus Barock, Kelompok Ngamen 78, dan para seniman lainnya.

What's On Fimela