Fimela.com, Jakarta Hidup itu merupakan sebuah perjalanan yang panjang, katanya. Itu artinya, setiap orang memiliki pilihan sendiri-sendiri, jalur mana yang akan mereka pilih. Seberapa cepat pula kamu berjalan, seberapa lambat kamu berjalan, akan menentukan keberhasilanmu dalam menghadapi masalah kehidupan.
Baca Juga
Jalan panjang yang kamu lalui kadang berbukit, kadang basah dan licin. Kadang hanya lurus saja tanpa kelok. Namun penuh dengan duri-duri kecil yang halus namun melukai. Kamu mungkin saja berdarah. Mungkin malah terjatuh berkali-kali. Tapi yang namanya hidup tak bisa dijalani orang lain. Jatuh dan merasa terpuruk adalah sebuah kewajaran yang bakal dialami semua manusia. Yang bisa kamu ubah hanya bagaimana kamu memandang sebuah masalah kehidupan itu.
1. Semangatmu tak akan kembali terkumpul untuk bangkit dari keterpurukan, tanpa adanya niat. Niat, sebenarnya sama saja dengan goal atau penetapan target. Ini hanya bagaimana anak-anak generasi Y menyebutnya dengan cara yang berbeda.
2. Kamu mungkin sangat kuat dan pemberani dalam menghadapi masalah yang begitu besar dalam hidup. Tapi, yang namanya manusia tak sanggup selamanya berjuang sendiri. Kamu mungkin butuh seseorang yang mampu dan ingin mendengarkanmu. Setiap keluh dan kesah, setiap ucap bahagia tatkala memandang perbaikan hidup yang telah kamu peroleh selama ini.
3. Jangan terburu-buru. Langkah besarmu hanya akan memberikan celah untuk jatuh dan kembali terpuruk. Langkah yang besar dan terlalu cepat juga akan meningkatkan risiko.
4. Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Bunuh rasa dalam dirimu yang ingin sekali membandingkan kehidupan pribadi, pencapaian, dan cara orang lain bertahan hidup.
5. Semua ini pasti tidak mudah. Tidak juga menyenangkan pada awalnya. Tapi, kamu harus bisa mengenakan topeng untuk sementara. Berpura-pura menjadi orang kuat hingga kamu benar-benar menghimpun kekuatan yang cukup untuk kembali bangkit dan berjuang dengan segala masalah dalam kehidupan.