Shandra Woworuntu, WNI yang Jadi Korban Budak Seks di AS

Karla Farhana diperbarui 28 Jul 2016, 21:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Bukan hanya Imamatul Maisaroh, WNI yang sukses di Negeri Paman Sam usai menjalani kehidupan yang sangat berat di negeri orang. Shandra Woworuntu, Warga Negara Indonesia (WNI) ini menjadi pendiri Mentari, yang memberikan wadah serta bantuan kepada para korban perdagangan manusia. 

Semuanya berawal ketika masa krisis moneter di Indonesia. Shandra yang memiliki gelar sarjana akhirnya kehilangan pekerjaannya karena krisis tersebut. Namun, kepada BBC, dia mengatakan tak ingin menyerah begitu saja dan berjuang untuk masa depan.

Saat itu, dia melihat sebuah iklan di salah satu surat kabar mengenai lowongan kerja di industri perhotelan di hotel-hotel besar di Amerika Serikat, Jepang, Hong Kong, dan juga Singapura. Dia saat itu memilih Amerika Serikat. 

Impian untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dan menghidupi putrinya yang saat itu masih berusia 3 tahun, lantas berubah menjadi bencana saat dia menginjak tanah Negeri Paman Sam. Bukannya bekerja di hotel bintang lima dan mendapatkan gaji besar, Shandra malah dijadikan budak seks. 

Selama itu, dia dipaksa melakukan seks dan mengonsumsi obat-obatan. Selain itu, tak jarang juga dia mengalami kekerasan. Perjuangannya cukup keras dan panjang untuk keluar dari dunia gelap itu. Hingga akhirnya dia berhasil kabur. Tapi rasa perih masih juga terasa ketika polisi mengabaikan laporannya. Bahkan Konsulat RI menolak memberikan bantuan.

Perjuangan Shandra ternyata tak sia-sia. Dia lantas bertemu seseorang yang menghubungkannya dengan FBI. Kini, dia hidup untuk menolong korban perbudakan dan juga perdagangan manusia.