Fimela.com, Jakarta Biasanya lomba burung dinilai dari keindahan suara. Namun tidak di daerah Sumatera Barat. Masyarakat Minangkabau memiliki tradisi unik untuk burung tekukur atau derkuku, atau disebut juga burung balam. Burung tekukur dijadikan sebagai petarung dan diadu fisik layaknya adu ayam jago.
Arena pertarungan pun bukan di udara, melainkan di darat. Dua burung tekukur bertarung saling adu kekuatan sampai ada yang dinyatakan kalah. Burung dinyatakan kalah apabila sudah tidak mau lagi bertarung dan yang pertama kali terbang meninggalkan arena. Tradisi ini konon katanya sudah ada ratusan tahun lalu dan terus dilestarikan sebagai ajang silaturahmi. Seperti kontes pada umumnya, burung yang menjadi pemenang, harga jualnya semakin tinggi.