Pemain film Ngenest itu dipercaya menjadi Ketua Bidang Penjurian pada Festival Film Indonesia (FFI). Ia mengaku banyak yang harus diselesaikan berkaca dari kekurangan tahun sebelumnya. (Nurwahyunan/Bintang.com)
"Ini jadi tantangan saat Lukman Sardi bilang bantuin ya, saya merasa ada satu PR yang belum selesai yaitu bagaimana membuat shortlist," ucap Olga Lydia saat jumpa pers FFI 2016 di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (21/7). (Nurwahyunan/Bintang.com)
Pemeran, sutradara dan produser itu mengaku bahwa bukan hal mudah untuk memilih-milih film berkualitas di Indonesia. Mengingat ada puluhan judul film, dan baik-baik. (Nurwahyunan/Bintang.com)
"Dari tahun ke tahun, juri itu paling pusing dan pastinya memilih juri itu harus punya rekam jejak yang baik," ujar sutradara film Rectoverso itu. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Bersama dengan 70 juri lain, ia memilih beberapa film yang akan dijagokan. Bahkan, tahun lalu saat menjadi juri ia membuat laporan lengkap yang harus dipertanggung jawabkan. (Nurwahyunan/Bintang.com)
"Jadi juri saya harus nonton 58 film dan tahun lalu ada 62 film dan itu banyak sekali. Dari setiap film yang ada dibuatkan shortlistnya. Saya fikir 15 film cukup mengakomodasi setiap film-film," tandas Olga Lidya. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Untuk membantu tugas yang diembannya menjadi dewan juri, Olga Lydia membuat aggota asosiasi film. Bertujuan untuk menyortir puluhan judul film hingga tinggal 15 judul film. (Nurwahyunan/Bintang.com)