Fimela.com, Jakarta Sebuah album rencananya bakal dirilis Lingua pada September nanti. Untuk diketahui, album terakhir mereka berjudul Aku (Repackage) dilepas pada tahun 1999 silam. Memang, butuh waktu yang sangat lama bagi Lingua untuk berkiprah kembali.
"Sebenarnya mau tahun 2000 sampai 2004. Tapi memang karena jadwal kami yang sama-sama sibuk jadi tertunda. 2014 mau masuk industri musik lagi tapi kayanya saat itu belum pasarnya Lingua," kata Frans Mohede di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, Minggu (24/7) malam.
Semangat untuk terjun lagi ke industri musik mereka dapatkan setelah melakukan reuni dengan beberapa grup dan penyanyi yang besar di era 1990-an. Dari situlah akhirnya Lingua bekerjasama dengan Coboy dalam project Colabo.
"Tahun lalu kami kumpul bersaama ME, Coboy, dan lainnya. Akhirnya kami bikin kolaborasi dengan Coboy. Dari situ semangat untuk kembali lagi ke industri musik," imbuh Frans.
16 tahun bukanlah waktu yang pendek. Karenanya, Lingua sadar bahwa pendengar musik sekarang ini sudah bertransformasi. Mereka tak menampik adanya tautan yang terputus selama 16 tahun ini.
"Missing link lebar banget. Yang kenal kami terakhir di tahun 98. Sekarang mungkin umurnya sudah 25 tahun atau 27 tahun. Sekarang yang mau kami kasih lihat musiknya aja sih untuk anak-anak muda yang gak kenal kami pada era itu," imbuh Frans.
"Kami sadar, ini kami kehilangan satu era. Kami aja baru bikin sosial media tahun 2015 lalu. Tahun lalu kami muncul bareng Coboy tanggapan masyarakat bagus. Skrg kami harus bikin produk yang bagus dengan label sendiri, Lingua Musik," sambungnya.
Frans, Amara, dan Arie mengaku tak takut dengan banyaknya pendatang baru yang juga berkualitas sekarang ini. Untuk menggaet pasar baru, mereka pun siap dengan amunisi yang tepat bagi pendengar musik saat ini.
"Gak harus takut dengan usia sekarang. Di internasional aja banyak yang usianya di atas kami. Makanya jangan idealis banget. Kami selama ini juga perhatiin musik yang berkembang. Rumusnya 90:10, sepuluh persennya kami imbangin musik sekarang, tapi tetap 90 persennya ada baju atau ciri khas Lingua," tandas Frans.