Fimela.com, Jakarta Sebagai anak yang memiliki orangtua berketurunan Jawa, Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimbim Slank merasa berkewajiban untuk memelihara dan melestarikan budaya turun temurun dari sang ayah. Diakui Bimbim, Sang ayah yang merupakan orang asli Jember memang sosok sangat menjaga tradisi Jawa, dan itu pula yang dilakukan Bimbim pada anak-anaknya.
Hal tersebut terlihat saat putra ketiganya, Maomettano Luke Almachzumi yang berusia delapan bulan melakukan ritual Tedhak Siten, istilah untuk perayaan menyambut bayi yang sedang ingin belajar berjalan. Bimbim menilai filosofi dibalik ritual tedak siten sarat akan filosofi-filosofi luhur tentang kebaikan.
"Gua senang banget sama tradisi. Maksudnya, hal-hal yang jadi simbol dan emang bagusnya filosofi," tutur Bimbim saat menggelar prosesi tedak siten di kediamannya di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (23/7/2016).
Meski mengaku tidak mengetahui secara detil mengenai makna ritual tedak siten yang masih terpelihara di keluarganya, namun Bimbim menuturkan simbol-simbol kebaikan dalam prosesi tersebut diharapkan bisa menjadi suatu doa yang baik bagi anaknya.
"Pokoknya emang ada perlambangan-perlambangan kayak kemakmuran, alam, lingkungan, dan hubungan sesama manusia. Simbol-simbol itu yang tadi ada," tandasnya.
Bimbim juga menjelaskan prosesi tedak siten ternyata bukan baru sekali diadakan di keluarganya. Sebelum Mao, kedua kakaknya yang semuanya perempuan juga pernah melakukan ritual tedak siten saat sedang belajar berjalan dulu. "Iya, dulu kakak-kakaknya juga seperti ini. Dulu nenek gua yang ngajarin untuk ngejalanin ini (tedak siten). Kami nerusin aja," jelasnya Bimbim Slank.