Meskipun Tomboi, Istri Aming Tak Kehilangan Esensi sebagai Wanita

Anto Karibo diperbarui 22 Jul 2016, 08:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Jika banyak masyarakat yang menyangsikan sisi feminisme Evelyn Nada Anjani, maka sang suami, Aming menyatakan sebaliknya. Menurut Aming, penampilan tomboi bukan berarti seseorang tersebut kehilangan esensinya sebagai seorang perempuan.

Selama menikah dengannya, Aming mengaku jika istrinya adalah perempuan tulen. Selain itu Evelyn juga tipikal perempuan yang penyayang, sensitif dan pemurah. Tak ada yang berubah dari diri seorang Evelyn, demikian menurut Aming.

"Dia orang penyayang, sensitif, pemurah, nggak ada yang berubah sama sekali. Kalau dia setomboi itu tak berari dia kehilangan esensi sebagai perempuan," kata Aming di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (20/7).

Setiap orang memiliki ciri masing-masing. Seperti itu pula dengan istrinya yang memilih untuk berpenampilan selayaknya laki-laki. Ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu sederhana dalam berpikir.

"Setiap orang spesial. Setiap orang unik, nggak semua perempuan harus rambut panjang, langsing, ada yang gendut, dan lainnya kan," imbuh Aming.

Aming menambahkan bahwa ketika seorang perempuan memiliki hormon yang lebih dominan tentu akan mempengaruhi pribadinya. Seperti itu pula dengan istrinya yang lebih banyak memiliki hormon seperti layaknya laki-laki.

"Ada yang punya jakun dan banyak bulu, intinya tolong lebih berwawasan saja. Jamannya mbah google, kenapa ada jakunnya? Kenapa banyak bulunya? Kalau cewek punya androgen berlebih, makanya jadi unik," ujarnya.

Namun, ia berharap masyarakat lebih dewasa dan tak menyebut ia dan Evelyn Nada Anjani secara berlebihan. "Sering disebut kayak cowok lah, kaum nabi Luth lah, tanda-tanda kiamat lah, naon? Berlebihan ya," tukas Aming.