Fimela.com, Jakarta Konsisten, berdedikasi dan berkualitas. Tiga hal itu rasanya pantas disematkan untuk aktor senior Mathias Muchus. Karir akting Muchus baik di televisi maupun layar lebar tak pernah surut, mulai dari era 80-an, 90-an sampai dengan sekarang. Tentu bukan hal mudah untuk bisa konsisten dan bertahan di tengah persaingan yang sangat ketat.
Dunia akting adalah jalan hidup Muchus. Ia tetap setia di bidang akting dan tak pernah berpaling ke bidang lain. Pria kelahiran Pagar Alam, Sumatera Selatan, 15 Februari 1957 ini lahir dari keluarga pedagang. Namun ia lebih berminat pada bidang seni. Mathias Muchus pun hijrah ke Jakarta dan kuliah di IKJ (Institut Kesenian Jakarta).
Pilihannya pada seni peran ternyata tak salah. Muchus mulai berkiprah di dunia akting sejak era 80-an. Setelah tampil di sejumlah pementasan tetaer dan film layar lebar seperti Roro Mendut dan Satria Bergitar, namanya mulai dikenal luas setelah bermain serial Losmen di TVRI.
Perannya sebagai Tarjo, anak dari pemilik losmen Bu Broto (Mieke Wijaya) membuat nama Muchus melejit sampai saat ini. Serial Losmen seperti menjadi ‘tiket’ bagi suami Mira Lesmana itu untuk meraih sukses di dunia film maupun televisi. Di tahun 1989, berkat akting gemilangnya di film Istana Kecantikan, Muchus meraih Piala Citra pertamanya.
Saat film Indonesia terpuruk, Muchus tetap konsiten di bidangnya. Berbagai peran di sejumlah sinetron dilakoni dengan baik oleh bapak dari dua anak ini. Beberapa sinetron yang pernah dibintanginya antara lain, Masih Ada Kapal ke Padang, Takdir, Intan, Tiba-Tiba Cinta, Love in Paris dan Sajadah Cinta Maryam.
Saat perfilman bangkit lagi, sejumlah tawaran kembali mengalir. Semua itu selalu dijawab oleh Muchus dengan akting yang total dan mumpuni. Hasilnya, beberapa nominasi dan piala kembali ia raih. Di ajang FFI (Festival Film Indonesia), Mathias Muchus menambah dua Piala Citra.
Di tahun 2011 lewat perannya di film Pengejar Angin dan 2015 di film Toba Dreams, keduanya sebagai Aktor Pendukung Terbaik. Uniknya, Muchus tidak datang saat ia meraih piala di FFI 2011 dan 2015. Selain berakting, Muchus juga berkiprah sebagai sutradara. Ada dua film yang pernah disutradarainya yaitu Romantik (2004) dan Rindu Purnama (2011).
Dengan sederet prestasi yang pernah diraih dan tetap setia di dunia akting, sepertinya masih ada lagi akting terbaik maupun penghargaan yang diraih dari seorang Mathias Muchus. Memulai kiprah di dunia hiburan sejak 80-an dan tetap stabil dan konsisten dari era 90-an sampai sekarang, Mathias Muchus pantas disebut sebagai salah satu aktor terbaik di negeri ini.