Fimela.com, Jakarta Perlahan tapi pasti, Dhea Seto mulai menapakkan kakinya di dunia hiburan di Indonesia. Meski demikian, putri Seto Mulyadi, alias kak Seto, ini mengakui bahwa hal itu tidak mudah. Beban cukup berat ada di punggungnya saat harus menyandang nama ayahnya.
***
Siapapun yang terlahir di keluarga public figure pasti akan merasakan lelahnya menjadi sorotan. Hal itulah yang juga dirasakan oleh Dhea Seto. Tentu saja ada sisi positif dan negatif yang dirasakannya. Popularitas ayahnya memang membuatnya lebih mudah diterima banyak orang, terutama dalam hal karir. Meski demikian, dia juga mengaku sering tidak nyaman saat melangkah.
Baca Juga
Beberapa orang menilai bahwa apa yang dicapai Dhea saat ini adalah berkat nama besar ayahnya. Padahal, sejak kecil dia telah dididik untuk bekerja keras dan melakukan yang terbaik. Karenanya, lewat karya dan bakatnya, gadis yang baru lulus SMA ini ingin membuktikan diri agar publik tak lagi mengaitkan karirnya dengan sang ayah.
“Karena ayah sudah 40 tahun lebih di dunia anak-anak, sehingga tidak mudah untuk membawa nama itu di namaku. Cuma agak susah juga untuk terlepas dari nama itu. Maksudnya aku ga mau orang menganggapku ‘Dia terkenal karena anaknya ini’ Oh enggak. Aku pengennya justru ini jadi tantangan untuk menunjukkan bakat aku di luar nama belakang aku,” ungkapnya dalam wawancara eksklusif dengan Bintang.com.
Terlepas dari beban menyandang nama sang ayah, dia mengakui bahwa kak Seto adalah sosok ayah yang sangat sempurna di matanya. Walau banyak kekurangan yang dimiliki sebagai manusia, namun selama ini sang ayah berhasil memainkan berbagai peran dalam hidup Dhea. Hal itulah yang menjadikannya sangat dekat dengan keluarga.
Tak hanya bicara soal keluarga, Dhea Seto juga mengungkapkan obsesi lain yang selama ini sangat ingin dia kejar. Bukan sebagai aktris, putri Kak Seto ini ternyata lebih memilih menjalani kehidupan sebagai penari dan pebisnis. Selain itu, pada reporter Lanny Kusumastuti, Basyir Latifan, dan Galih W. Satria, juga mengungkapkan beberapa hal tak terduga tentang dirinya. Selengkapnya, simak petikan wawancara berikut ini!
What's On Fimela
powered by
Beban Sebagai Anak Artis
Dhea Seto sedianya sangat bersemangat berkarir di dunia hiburan. Namun masalahnya, ada beberapa pihak yang menuduhnya mendompleng nama Kak Seto. Meski demikian, Dhea berusaha mengambil hikmah dari semuanya.
Seperti apa awal karir di dunia hiburan?
Sebenarnya ga ada niat masuk, lebih karena senang dengan peran yang aku sering lihat di bioskop, ketika aktor atau aktris itu bisa membawa emosi penonton dan menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan. Akhirnya aku penasaran seperi apa sih syuting itu. Ada teman yang bilang seru. Jadi aku penasaran, aku kan memang anaknya suka nyoba-nyoba. Aku masuk manajemen dulu, mengikuti beberapa tahap, ikut casting, berawal dari iklan, video klip, pernah sinetron, akhirnya ke film.
Merasa terbebani dengan nama Kak Seto?
Dulu sih enggak. Justru (perasaan itu) baru munculnya sekarang. Kalau dulu ya udah jalani aja, dan sampai di media sosial (orang-orang) bawa-bawa nama belakang ya aku cuma ‘Apa sih’. Sekarang beban sih membawa nama ayah. Cuma ya jadi tantangan bagi aku untuk harus lebih baik lagi dan maksudnya menjaga nama itu.
Beban seperti apa yang Dhea rasakan?
Karena ayah sudah 40 tahun lebih di dunia anak-anak, sehingga tidak mudah untuk membawa nama itu di namaku. Cuma agak susah juga untuk terlepas dari nama itu. Maksudnya aku ga mau orang menganggapku ‘Dia terkenal karena anaknya ini’ Oh enggak. Aku pengennya justru ini jadi tantangan untuk menunjukkan bakat aku di luar nama belakang aku.
Di mata Dhea, Kak Seto sosok ayah yang seperti apa?
Spesial pastinya. Ayah itu sangat penyayang dan pengertian. Ayah tidak sesempurna yang kalian lihat di TV, tapi tidak seburuk yang kalian pikir. Jadi bisa ditebak lah, ayah juga manusia, punya kekurangan. Tetapi bagi saya, dia sudah cukup sempurna sebagai bapak dari empat orang anak sekaligus kakak untuk anak-anak Indonesia. Dia sudah cukup sempurna bagi saya.
Lalu sedekat apa Dhea dengan ayah?
Dekat banget. Susah untuk dikatakan karena beliau bisa menjadi apapun. Jadi teman, bisa juga jadi ibu yang sangat detail memperhatikan aku dalam hal seperti gaya berpakaian, rambut, semua ayah sangat memperhatikan. Jadi benar-benar orang tua yang multilatenta. Kemudian jadi seorang guru, seorang mentor, apapun bagi saya. Jadi kedekatannya sangat dekat sekali, seperti sahabat juga.
Seperti apa dukungan orang tua bagi karir Dhea?
Sangat besar ya. Maksudnya mereka tidak pernah menuntut aku ‘Kamu harus ini itu’. Sangat membebaskan tapi tetap mengarahkan. Aku bebas berkarya. Dan orang tua sangat mendukung sepenuhnya selama aku berkarya dan positif.
Seperti apa cara mereka mengarahkan?
Misalnya mungkin beberapa aktris atau aktor pengen juga totalitas seperti aku kemarin yang membotakkan rambut. Tapi belum tentu juga dapat restu dari orang tua. ‘Nanti gimana kerjaan yang lain, kamu bisa setahun nunggu rambut tumbuh, ga bisa dapat yang lain’. Kalau orang tuaku ga seperti itu, mereka sangat membebaskan. Paling hanya 'Rambut kan mahkota, terus gimana'. Tapi aku bilang ‘Ini akan tumbuh, Yah’. Jadi ini bukan sesuatu yang perlu disesalkan.
Rencana Karir dan Masa Depan
Peran keluarga memang sangat penting dalam karir dan kehidupan Dhea Seto. Meski demikian, dia tetap memiliki tolok ukur dan rencana sendiri ke depannya.
Selain akting, Dhea juga sangat suka menari?
Jadi kalau nari aku udah dari kecil, aku anaknya ga bisa diem. Aku dimasukin ke sanggar tari balet, tapi aku bosenan juga. Ketika aku bosen dengan teori-teori balet, aku sempet keluar. Jadi setiap orang minta aku jinjit pakai jari, aku belum bisa, aku langsung keluar. Kemudian aku nyoba-nyoba kayak tari tradisional, aku ke Korea membawa nama Indonesia, dapat best performance. Setelah dari situ aku ke hip hop, kemudian kontemporer, dan sekarang mempelajari animal pop.
Apa target yang ingin dicapai dalam karir?
Kalau secara umum, aku ga ada target untuk waktu terdekat. Tapi goals aku adalah untuk menjadi penari yang lebih baik, sekaligus aktris yang lebih baik.
Lebih memilih menari atau akting?
Di nari sendiri aku memang sudah dari kecil. Jadi kalau untuk memilih biasanya aku lebih milih tari karena seni peran masih sekedar hobi. Kalau seni tari pengen jadi profesi. Tapi sehabis mengerjakan project syuting kemarin, aku jadi tertarik menjadikan aktris sebagai part time job aku gitu. Kalau profesi akun ingin jadi penari, kalau bisa dua-duanya, penari dan juga aktris yang baik gitu.
Kenapa lebih memilih penari?
Ya karena penari sejauh ini di Indonesia kan belum ada tanda tangan kontrak segala macam. Tapi kalau aktris kan tanda tangan kontrak, belum tentu kontraknya diikuti juga.
Bagaimana dengan rencana pendidikan?
Aku kebetulan baru lulus SMA. Aku belum ada rencana untuk kuliah tahun ini. Aku ingin memilih untuk menari. Bukannya menganggap kuliah ga penting, cuma kalau teori banget aku ga bisa. Aku tahu limit diri aku, jadi lebih baik aku postpone dulu setahun. Karena aku orangnya susah banget buat teori.
Mungkin tertarik menggeluti bisnis?
Dari kecil aku, karena ga bisa diam, pernah jual aksesoris kayak jepitan ternyata laku. Karena almarhum nenek aku dulu pedagang. Mama aku bilang ‘Kayaknya kamu ada bakat dan turunan dagang’. Jadi aku semangat. Tapi karena aku pemalas akhirnya aku berhenti. Sekarang aku mikir, karena aku punya bakat jadi mungkin berencana untuk bikin clothing line atau sportswear. Tapi masih cari konveksi. Banyak rencana, semoga ga hanya jadi wacana.
Prioritas utama saat ini apa?
Yang harus tercapai sih menjadi penari yang lebih baik dulu ya. Karena itu yang akan aku pilih. Jadi aku pengen jadi penari yang lebih baik dulu baru yang lain. Bisa jadi aktris atau bussineswoman, itu tergantung nanti.
Beban sebagai anak yang lahir dalam keluarga public figure nyatanya tak membuat Dhea Seto merasa gentar dalam menentukan masa depan. Dia pun justru semakin tertantang agar nama ayahnya semakin bersinar karena pretasi putrinya.