Good News Today: Perairan Natuna, Emoji Favorit, Korban Bullying

Ega Maharni diperbarui 18 Jul 2016, 17:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan langkah untuk memaksimalkan potensi perikanan di wilayah Perairan Natuna. Salah satunya yaitu dengan memindahkan 400 kapal nelayan Pantai Utara (Pantura) Jawa untuk bisa melaut di wilayah tersebut.

Seperti yang dikutip Liputan6.com, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, upaya ini dilakukan dalam rangka menghidupkan kembali kegiatan penangkapan ikan di perairan tersebut. Selain itu, pemindahan 400 kapal ‎ini juga sekaligus sebagai upaya melibatkan nelayan lokal dalam rangka pengawasan terhadap kapal asing pencuri ikan.

"Ini untuk menghidupkan biar banyak nelayan (lokal) di laut itu, sekalian juga untuk mengawasi. Di sana sudah ada 400 kapal. Kita juga alihkan dari cantrang ke pursein," ujar dia di Kantor KKP, Jakarta, Senin (18/7/2016).

Kabar baik sekaligus unik datang dari ranah Twitter yang menganalisis emoji paling banyak dipakai oleh pengguna Indonesia dalam satu tahun terakhir. Menurut hasil analisis yang dilakukan Twitter sepanjang 1 Juli 2015 sampai 30 Juni 2016, emoji tertawa geli hingga mengeluarkan air mata paling banyak digunakan di Indonesia.

Seperti yang dikutip Antaranews, dalam siaran persnya, Twitter menyebutkan bahwa analisis data juga menunjukkan bahwa beberapa emoji menjadi lebih populer dibandingkan emoji lainnya di bulan-bulan tertentu.

Emoji wajah tersenyum populer pada bulan Januari dan emoji hati banyak digunakan pada Februari. Sementara emoji tengkorak populer pada Oktober dan emoji pohon natal banyak dipakai pada Desember. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjamin akan melindungi siswa yang menjadi korban bullying atau perundungan, di sekolah. "Kami akan tindak tegas, anak akan kami lindungi karena berjasa. Kalau diteror, saya yang akan melindungi," kata Djarot kepada orang tua siswa di SMAN 70, Jakarta (18/7).

Pernyataan tersebut disampaikan Djarot saat berdialog dengan orang tua siswa kelas X SMA Negeri 70 dan 6 dalam rangka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan hari pertama masuk sekolah.

Orang tua diminta terus mendukung, membimbing, dan mengawasi perkembangan anak-anak yang sedang berada di masa transisi remaja menuju dewasa. Ia tidak ingin terbentuk kelompok-kelompok eksklusif, atau geng, baik di kalangan siswa, orang tua, guru maupun alumni sehingga dapat memicu terjadi konflik dan menimbulkan bullying.