Hati-hati, Ini 14 Rumah Sakit Penerima Vaksin Palsu

Asnida Riani diperbarui 15 Jul 2016, 07:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila Moeloek membeberkan nama-nama rumah sakit yang menerima vaksin palsu. Sebagaimana diwartakan Liputan6.comada 14 rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang disebut telah menerima vaksin palsu.

Dihadiri oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Bareskrim Polri, Biofarma, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), data itu dipaparkan Nila melalui slide show saat rapat kerja (Raker). "Pengungkapan 14 fasyankes ini sudah disepakati dengan Bareskrim Mabes Polri," kata Nila di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/7), sebagaimana diwartakan Liputan6.com.

Dibacakan secara urut sesuai daftar Menkes, sejumlah rumah sakit penerima vaksin palsu adalah RS DR Sander (Bekasi), RS Bhakti Husada (Bekasi), RS Sentral Medika (Gombong), RSIA Puspa Husada, RS Karya Medika (Bekasi), RS Kartika Husada (Bekasi), RS Sayang Bunda (Bekasi), RS Multazam (Bekasi), RS Permata (Bekasi), RSIA Gizar (Bekasi), RS Hosana (Bekasi), RS Elizabeth (Bekasi), RS Harapan Bunda (Jakarta Timur), dan RS Hosana (Bekasi).

Berdasarkan daftar tersebut, diketahui mayoritas vaksin palsu tersebar mayoritas di Jabodetabek, khususnya Bekasi. Nila memaparkan, modus operandi penyebaran vaksin palsu dan penjualnya di tiap rumah sakit (RS) berbeda.

"Hampir seluruh RS oleh Juanda (CV Azka Medika), sedangkan untuk RS Harapan Bunda Jaktim, sales oleh M Syahrul. Modus operandinya, seluruh RS adalah tersangka mengajukan penawaran harga vaksin via email terhadap pihak RS dan disetujui oleh Direktur RS," tuturnya, seperti dimuat Liputan6.com.

Sementara di RS Permata Bekasi, kata Nila, modus operandi vaksin palsu adalah tersangka mengajukan proposal penawaran harga lewat CV Azka Medical. Lalu, bagian pengadaan akan mengajukan permohonan kepada manajer purchasing yang kemudian meminta persetujuan kepada Direktur RS sebelum memesan obat atau vaksin.