Fimela.com, Jakarta Di negara asalnya, Pokemon mulai dibuat pada tahun 1995 oleh Satoshi Tajiri. Ya, anime yang memiliki Pikachu dan Ash sebagai tokoh utama ini berhasil menyita perhatian generasi 90-an. Siapa juga yang tak terpincut dengan kelucuan karakter imut berwarna kuning yang sanggup mengalirkan listrik dengan tegangan tinggi?
Kini Pokemon Go sedang menjadi demam yang agaknya terlalu meradang di tengah masyarakat. Banyak generasi 90-an berjalan-jalan dengan menggenggam handphone di tangan. Bukan untuk membalas pesan singkat seperti kegiatan rutin yang sudah menjadi rutinitas, tapi menangkap pokemon. Bisa dibayangkan? Mungkin ada saja orang yang rela meninggalkan teman di tengah obrolan demi menangkap pokemon. Akibatnya, sang teman masih melanjutkan obrolan tanpa menyadari kepergian yang diajak bicara.
Dahulu, banyak anak-anak yang rela duduk diam di depan televisi dan melongo hanya untuk menunggu munculnya anime Pokemon. Bahkan mereka yang tak biasa bangun pagi pun rela untuk meninggalkan keburukannya demi melihat aksi Ash. Jadi, ketika mereka miliki kesempatan untuk miliki pokemon idaman dalam Pokemon Go, kenapa nggak?
Terlebih, anak 90-an pun bisa menjadi sehat dengan adanya permainan ini. Bagaimana tidak, seharian mencari dan berjalan jauh untuk mendapatkan pokemon yang diimpikan bisa membuat lemak yang tadinya berkumpul di tubuh keluar.
Demam Pokemon Go miliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat. 'Menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh', katanya. Namun biarlah, masyarakat miliki kebijakannya sendiri dalam memainkan peran di hidupnya. Kalau kamu sudah kecanduan Pokemon Go belum?