Fimela.com, Jakarta Memiliki sebuah mimpi mungkin mirip dengan cita-cita yang dulu, ketika kamu masih belia, tertanam dalam benak sebuah angan yang menjelma jadi harapan. Kamu berharap akan menjadi seseorang atau apa pun yang kamu pikirkan saat itu. Ada yang ingin menjadi dokter, arsitek, penulis, pilot, dan sebagainya.
Baca Juga
Beranjak dewasa, sebagian besar orang mengubah impiannya. Mereka yang tadinya ingin menjadi dokter kini justru sedang bersusah payah membangun sebuah perusahaan. Mimpi itu seperti sebenar-benarnya mimpi. Bisa saja berubah dalam waktu pendek atau panjang. Seperti sebenar-benarnya mimpi, cita-cita kadang kerap berubah. Dan membuat sebagian orang merasa dirinya tak becus dalam menetapkan masa depan. Padahal, ada beberapa poin positif ketika kamu kerap mengubah impianmu sendiri.
1. Setiap orang memiliki tahapan yang berbeda-beda. Sebagian orang memilih untuk meninggalkan impian lamanya dan menemukan impian yang baru.
2. Karena kamu bebas memilih mimpi apa pun, selama itu membuatmu menggebu-gebu ingin mewujudkannya. Selama ada hasrat untuk melompat tinggi menyentuh angkasa.
3. Mimpimu yang kerap berubah juga merupakan pertanda kalau pengetahuanmu semakin bertambah. Dulu kamu pikir menjadi dokter agar bisa menolong banyak orang. Kini, kamu telah menyadari tak perlu menjadi dokter untuk bisa menolong banyak orang.
4. Kamu cukup kuat melepas sebuah impian yang telah menemanimu beberapa tahun. Melepaskan sebuah mimpi yang sempat melekat erat dalam hidupmu itu tidak mudah. Tapi kamu cukup kuat untuk melepaskan kepergiannya dan melanjutkan perjalanan untuk menemukan mimpimu yang baru.
5. Lingkungan, masa, dan juga pengetahuan membuat caramu berpikir berbeda. Dari waktu ke waktu, caramu memandang sebuah objek dan permasalahannya akan berubah. Begitu juga dengan pandangan terhadap masa depan, yang ikut menyeret impian.