Fimela.com, Jakarta Seperti layaknya Masjid Lautze, Nurul Abror pun berdiri di antara 'rangkulan' distrik bisnis Ibu Kota. Bising berbalut sejumlah kemelut yang menyertai tak membuat arus Islam surut, apalagi hilang sama sekali di sini. Keberadaannya malah jadi 'oase' iman di tengah rutinitas duniawi.
Sebelum jadi masjid seperti sekarang, bangunan ini adalah salah satu rumah kompeni yang direbut oleh Sayyid Abu Bakar bin Sayyid Aluwi Bahsan Jamalulail. Diubah jadi tempat peribadatan bagi kaum muslim, ukuran Masjid Nurul Abror awalnya tak sebesar sekarang.
Baca Juga
Mengalami pemugaran sekian kali, masjid ini 'disempurnakan' oleh sejumlah 'atribut' Islam, termasuk mimbar serta goresan kaligrafi di dinding. Atapnya memang tak terlalu tinggi, namun nuansa sejuk seketika terasa selepas memasuki masjid yang beralamat di Jalan Mangga Dua Dalam tersebut.
Selain sebagai tempat beribadah dan mengkaji ilmu Islam, Masjid Nurul Abror juga dijadikan tujuan ziarah. Pasalnya, tepat di sisi bangunan terdapat makam sang pendiri masjid, Sayyid Abu Bakar bin Sayyid Aluwi Bahsan Jamalulail.
Dengan letak yang tak terlalu jauh, masjid ini kerap didatangi banyak jamaah dari sejumlah daerah. Baik itu sengaja singgah, maupun mereka yang meniatkan berziarah, semua berbondong-bondong memenuhi ruang Masjid Nurul Abror.