Masjid Jami, 'Transformasi' Gereja di Negara Sekular

Asnida Riani diperbarui 28 Jun 2016, 21:08 WIB

Fimela.com, Jakarta Kanada, kawasan yang 'berbaring' di utara benua Amerika ini memang tak memiliki banyak jejak Islam. Walau demikian, bukan berarti muslim absen sama sekali di negara bekas jajahan Perancis dan Britania Raya tersebut. Termasuk area sekular, Kanada didominasi pendatang, termasuk pemeluk Islam.

Seakan ingin mengukuhkan Ontario sebagai wilayah dengan populasi muslim terbanyak di Kanada, Toronto punya goresan lain soal Islam. Masjid Jami yang merupakan tempat peribadatan muslim tertua di kota terpadat di Kanada tersebut dulunya merupakan gereja.

 

Karena sejumlah peristiwa, termasuk Perang Dunia I dan II, gereja yang lambat-laun kehilangan jamaah itu memaksa pengurusnya untuk pindah dan menjual bangunan berbata merah tersebut. Oleh organisasi Islam setempat, bangunan itu dibeli dan dialihfungsikan menjadi masjid.

Tanpa mengubah susuan dan sejumlah elemen bangunan, Masjid Jami masih sarat akan rupa gereja. Hanya terdapat penyesuaian di beberapa sudut, termasuk penghilangan 'atribut' Kristiani, serta penambahan mimbar dan sejumlah kaligrafi ayat-ayat Al Quran di sejumlah titik masjid.

Hingga kini, Masjid Jami masih jadi salah satu pusat ibadah dan kajian Islam di Toronto. Berdiri tegak sebagai bukti kalau Islam tak pernah meninggalkan 'bumi' Kanada dan cenderung hidup di tiap napas kehidupannya. Bukan mengurangi, keberadaan masjid ini malah jadi bukti toleransi beragama di negara sekular.

 

 

What's On Fimela