Fimela.com, Jakarta Memiliki sebuah ide bisnis rasanya tidak afdol kalau kamu simpan untuk dirimu sendiri. Kamu pasti ingin menyampaikannya kepada orang lain. Terutama, buat kamu yang mencari suntikan dana dan juga partner bisnis. Menyampaikan ide bukan hanya sekadar merajut sebuah percakapan. Tapi lebih kepada mengajak orang lain untuk sama-sama membawa satu misi.
Baca Juga
Tentu saja kamu nakhkodanya. Karena itu kamu yang memegang kendali. Kamu yang memutuskan mau menggunakan teknik dan cara apa buat mengikat perhatian orang lain saat menyampaikan ide brilianmu. Tapi persoalannya bukan ini. Seabagai nakhkoda, kamu juga yang mengontrol mau ke mana arah percakapan ini.
Kadang, mereka yang memiliki ide brilian lupa batasan. Kamu memang memberitahu sebuah ide yang sangat ingin kamu wujudkan. Tapi, kamu, secara sadar atau tak sadar, juga menyampaikan target akhir dari ide bisnismu. Mungkin ini terdengar sepele. Tapi akibatnya bisa menjadi sangat besar.
Menyampaikan ide itu sendiri saja sudah memiliki satu risiko. Kalau kamu tidak hati-hati, kamu akan memberi tak hanya sekadar peluang, tapi juga langkah-langkah bagaimana membangun bisnis tersebut. Kamu akan menjadi orang yang beruntung kalau mereka yang mendengar idemu tidak akan mencurinya.
Tapi tak ada yang tahu isi kepala setiap orang. Tak ada yang tahu kapan pikiran mereka akan berubah. Karena itu, sebaiknya jangan terlalu banyak menceritakan mimpi dan ide bisnismu. Apa lagi target bisnisnya.