Fimela.com, Jakarta Melakukan pembongkaran rahasia pengumpulan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dilakukan TemanAhok selama ini, beberapa orang muncul ke muka publik. Sebagaimana diwartakan Liputan6.com, sejumlah individu tersebut mengaku sebagai mantan relawan TemanAhok.
"Kami di sini ketawa-ketawa saja," kata salah satu pendiri Teman Ahok Singgih Widiyastomo kepada Liputan6.com, Rabu (22/6). Meski demikian, Singgih menolak untuk menjelaskan lebih lanjut terkait tuduhan tersebut. Ia menuturkan, pihaknya akan memberi keterangan resmi soal kecurangan yang dialamatkan.
"Nanti keterangannya, kita mau konferensi pers," kata Singgih. Menurut Liputan6.com, konferensi pers rencananya akan digelar di markas TemanAhok di Graha Pejaten, Jakarta Selatan.
Baca Juga
Sekumpulan orang yang mengaku sebagai mantan relawan TemanAhok memutuskan berkumpul dan mengungkap kebohongan publik yang berdasarkan kacamata mereka dilakukan TemanAhok.
Sebagaimana diwartakan Liputan6.com, Paulus Romindo, penanggungjawab KTP di kelurahan Kamal mengaku, ia bekerja layaknya di sebuah perusahaan, yakni mendapatkan gaji ketika jumlah target KTP terpenuhi. Ia mengaku bergabung sebagai TemanAhok sejak Juni 2015 hingga Mei 2016.
Dalam keterangannya, ia dan 152 penanggungjawab lain di TemanAhok wajib menyetor 140 KTP tiap Minggu. Jika terpenuhi, mereka mendapatkan bayaran Rp 500 ribu per minggu. Namun apabila tidak, maka sebagian besar dari 152 PJ di Jakarta melakukan manipulasi KTP dengan cara barter dengan kelurahan lain.