Fimela.com, Jakarta Berada tepat di bawah 'sang raksasa' Rusia, Tiongkok merupakan negara dengan ragam elemen penyusun. Bukan hanya soal budaya, namun juga keberagaman agama dengan 'kotak-kotak' pemukiman. Meski lekat dengan atmosfer Buddha dengan sejumlah bangunan vihara megah, negara dengan wilayah terluas di Asia ini pun punya hubungan harmonis dengan Islam.
Memang tak berada di jantung 'negeri panda', terpisah jauh di barat terdapat satu wilayah yang memperlihatkan paras berbeda Tiongkok. Dengan aroma daging domba yang memenuhi hampir setiap sudut pasar, merdunya lantunan adzan yang tertangkap indra pendengaran mungkin membuatmu bertanya, "benarkah ini masih di Tiongkok?"
Baca Juga
Jangan lupa bahwa Tiongkok merupakan salah satu wilayah di mana jalur sutra membentang. Dominasi pedagang asal Persia dan Arab yang sebagian merupakan muslim kian membuat kepercayaan tersebut 'tercecer' di sejumlah titik jalur paling ternama pada zamannya tersebut.
Tersisih hingga ke dekat perbatasan Pakistan, Tajikistan, Kyrgyztan, dan Kazakhstan, kota kuno ini pernah dideskripsikan Agustinus Wibowo dalam Titik Nol lewat 26 jam perjalanan kereta dari Urumqi. Bak dibawa ke latar dongeng 1001 malam, Kashgar tersusun atas tanah-tanah sewarna lempung dengan warga lokal bermata sipit yang mengenakan 'atribut' Islam.
Jika bertandang ke Kashgar, Masjid Id-Kah jadi satu sudut yang tak boleh terlewatkan. Bukan hanya penganut Islam, masjid tertua di Tiongkok ini juga jadi destinasi bagi kaum non-muslim. Berada di kawasan kota tua, kamu pun bisa menikmati sejumlah bangunan berbata merah dengan arsitektur khas ughyur.