Fimela.com, Jakarta Tradisi salat tarawih super ngebut dari pondok pesantren di Blitar, Jawa Timur memang menuai perhatian banyak orang. Tak terkecuali Teuku Rassya yang sempat kaget mendengar 23 rakaat salat Tarawih hanya dilakukan dalam 7 menit.
"Buset, cepet banget. Oh, Rasya pernah lihat nih. Ya itu sih pilihan mereka. Cuma kalau untuk ibadah kenapa cepat-cepat banget. Kan paling nggak dihayati," ujar Teuku Rassya, setelah diperlihatkan video salat Tarawih itu, di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.
Baca Juga
Konon, ibadah itu sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Pada zaman dulu, banyaknya warga desa yang bekerja menjadikan salat tarawih di daerah itu dipercepat. Agar warga dapat kembali melakukan tugasnya tanpa meninggalkan ibadah tahunan tersebut.
Meski begitu Rassya menilai, cepatnya salat tarawih berpotensi memiliki kesalahan dalam gerakannya. Apalagi dalam setiap gerakan salat, diharuskan melakukan tumaninah yang bermakna tenang dan tidak tergesa-gesa.
"Dengan dipercepat itu, proses banyak kecenderungan salah sehingga kurang sempurna. Semua orang pasti ingin cepat, tapi ini kan ibadah," ucap Teuku Rassya.