Fimela.com, Jakarta Saat sebagian orang mencoba sukses di dunia entertainment melalui sensasi, lain halnya dengan Ical, sang jawara D'Academy season ketiga. Penyanyi asal Majene, Sulawesi Barat ini telah membuktikan diri sebagai pribadi yang mampu sukses dengan prestasi.
*****
Mendapat banyak tawaran manggung dan menjadi penyanyi terkenal merupakan buah kerja keras pemilik nama Muhammad Irsyad Basir tersebut. Jatuh bangun membentuk karakter dan kualitas vokal telah dilalui oleh Ical. Memang tak mudah, tapi ia tak menyerah.
Ical sendiri tak serta merta jatuh cinta dengan musik dangdut. Bahkan ia sempat memandang musik dangdut dengan sebelah mata di masa-masa SMA. Ia waktu itu belum tahu jika dangdut adalah jalan takdir yang membawanya sampai ke titik ini.
"Ical mulai bermusik sejak SMP - SMA, waktu itu ngeband dengan teman. Dulu awalnya nggak suka sama dangdut, kayak nggak kepikiran. Sampai akhirnya diajak teman, dan ternyata dangdut itu sulit dan menantang," kata Ical kepada Bintang.com (6/6).
Baca Juga
Dangdut membawa kesibukan baru bagi Ical. Panggung-panggung kecil mengawali langkah Ical sebagai penyanyi dangdut. Mulai dari bayaran yang teramat kecil hingga pengalaman buruk diancam warga telah menjadi bagian dari proses pendewasaan Ical.
Karena pekerjaan yang menuntutnya bepergian ke daerah-daerah pelosok itu, orangtua sempat meminta Ical untuk berhenti. Perlahan tapi pasti, ia mampu meyakinkan bahwa menyanyi dangdut adalah passionnya.
Dangdut juga memberi Ical pemahaman, bahwa tak semua orang bisa menyanyi dangdut. Dengan tingkat kesulitan dan teknik menyanyi tersendiri, dangdut sangat sulit ditaklukkan. Namun justru itu yang membuat Ical makin bersemangat.
"Karena dulu sering diundang ke hajatan di daerah pelosok, orangtua sempat khawatir. Waktu itu pernah diancam juga, disuruh terus main di luar perjanjian. Kalau nggak akan pulang nggak selamet, dan mau dibunuh juga. Yaudah akhirnya kita ikuti kemauan mereka, dari yang harusnya sampai jam 12 malem kelar, jadinya sampai jam 3 pagi," kenang Ical.
Semua pahit dan duka jadi motivasi Ical untuk berkembang lebih jauh lagi sebagai penyanyi profesional. Menjuarai D'Academy 3 mungkin adalah pencapaian terbesar Ical saat ini, tapi karier ke depan jadi tantangan berat selanjutnya. Simak penuturan Ical selengkapnya tentang suka duka kariernya kepada reporter Nizar Zulmi, videografer Hasan Mukti Iskandar, dan fotografer Nurwahyunan berikut ini.
Ical, Sang Jawara D'Academy 3
Ical tak pernah menyangka bisa menjadi juara dalam kompetisi sebesar D'Academy Indosiar. Dirinya yang dulu masih belum dikenal kini disambut bak pahlawan di kota kelahirannya. Bahkan untuk masuk rumah saja saat pulang kampung dirinya mengaku kesulitan.
Laju Ical di D'Academy 3 memang tak selalu mulus. Mulai dari berdesakan saat audisi, kesulitan tampil konsisten, hingga sempat terpeleset di babak 5 besar, Ical sempat kecewa tapi tak patah arang.
Berhasil menjadi juara pertama D'Academy 3, seperti apa perasaan Ical?
Rasanya setelah menjadi juara 1 di D'Academy 3 ini sangat senang, bangga, terharu, tidak menyangka bisa menjadi juara di D'Academy season ini. Karena banyak pesaing, 34 peserta lain yang luar biasa sekali.
Seberapa berat perjuangan Ical dari audisi hingga grand final?
Perjuangan yang paling berat itu pada waktu audisi. Karena di audisi itu kita harus mengantre dengan puluhan orang, dari pagi sampai tengah malam, harus menunggu pengumuman sampai jam 3 subuh. Besoknya audisi pagi, trus nyampe Jakarta kita berkompetisi lagi dengan 34 peserta lainnya, sampai akhirnya masuk grand final.
Apakah sudah ada ekspektasi dari pertama audisi bahwa Ical akan jadi juara?
Waktu pertama kali audisi tidak ada pandangan sama sekali untuk juara, masuk di 35 besar pun tidak terpikirkan lolos ke Jakarta. Karena meliihat audisi dari 4000 orang itu audisi itu subhanallah sekali, Ical tidak sempat memikirkan. Mungkin Ical hanya sampai tahapan satu atau dua, karena di sini sangat ramai audisi dan banyak yang punya kualitas bagus. Saya sendiri sudah pasrah, berserah diri kepada yang di atas saja. Kalau memang rejeki ya alhamdulillah, kalau nggak ya berarti belum diberi kesempatan.
Sempat tersenggol, apakah Ical merasa kecewa waktu itu?
Di babak 5 besar Ical sempat tersenggol, dan merasa kecewa. Apalagi kepada keluarga dan pendukung Ical. Saya sudah memberikan yang terbaik, tapi Tuhan memberikan jalan untuk keluar di babak itu. Lalu alhamdulillah masuk lagi di babak wild card, dan bisa mengobati rasa sedih mereka.
Menjadi juara dan dikenal banyak orang, bagaimana tanggapan warga Majene?
Sangat-sangat berbeda ya, sebelum dan sesudah masuk di D'Academy. Yang pastinya kalau Ical pulang kampung itu subhanallah, untuk ke rumah aja itu Ical nggak bisa. Bisanya hanya ketemu di hotel aja, telpon keluarga. Karena kalau Ical pulang ke rumah nggak bisa, saking ramenya, euforia masyarakat masih sayang sama Ical, sangat berbeda dari sebelumnya.
Apakah ada komentar atau masukan juri yang sangat membekas di ingatan Ical?
Ical sempat dijuluki sama Bunda Hetty. Ical dijuluki si suara yang merdu, lembut tapi powerful. Itu sih yang paling Ical ingat sampai sekarang.
Lagu mana yang paling membuat menyentuh hati Ical selama tampil di D'Academy 3?
Dari babak 35 besar sampai grand final, ada satu lagu yang sangat membuat Ical terharu dengan kata-katanya dan notasi yang susah, yaitu dari Bang Haji Rhoma Irama yang berjudul Sebujur Bangkai. Dari judulnya aja sangat mengerikan ya. Itu menceritakan tentang bagaimana kita sebagai manusia mengingat kematian, bahwa kapanpun ajal itu bisa menjemput. Jadi kata-katanya sangat luar biasa.
Apakah Ical merasa terbebani sebagai juara 1 D'Academy?
Sebenarnya kalau terbebani nggak ya. Tapi ini adalah tanggung jawab untuk bisa mempertahankan nama D'Academy. Apalagi Ical menjadi juara 1 jadi bagaimana caranya Ical bisa mempertanggungjawabkan nama baik juara di DA ini.
Demi Dangdut, Ical Pertaruhkan Nyawa
Kembali mengingat masa-masa sulit sebagai penyanyi dangdut daerah, Ical cukup antusias. Baginya suka duka dalam menjalani semua itu merupakan proses untuk membuatnya sadar bahwa kesuksesan itu butuh usaha keras dan konsistensi.
Siapa sangka dulunya Ical termasuk anak muda yang tak menyukai musik dangdut. Namun setelah mengenalnya lebih dalam, ia justru menemukan keindahan yang tak ia temukan di genre musik lain.
Ical menyanyi dangdut dari umur berapa?
Tahun 2009, awal Ical menyanyi dangdut. Ical sebelumnya sempat gabung dengan teman di SMP - SMA kan, ngeband sama mereka. Tapi lepas dari SMA, Ical melanjutkan pendidikan di daerah Makassar, ambil jurusan seni musik. Ical sempat ditawarin sama teman untuk nyanyi lagu dangdut tapi Ical tidak yakin dan tidak percaya diri melakukannya. Tapi mungkin karena jam terbang sering mendengarkan referensi dari para penyanyi senior, belajar musik dan dari teman-teman, akhirnya tahu soal musik dangdut.
Kenapa Ical memilih dangdut ketimbang genre musik lain?
Sebenarnya saya tidak menyeriusi musik dangdut, pop atau apa. Ical pengennya semua rata. Tapi mungkin karena rejekinya di dangdut ya, jadi Ical serius di dangdut. Menurut saya dangdut itu musik yang sangat-sangat susah. Tidak semua bisa menyanyi lagu dangdut, kecuali penyanyi dangdut bisa menyanyikan all genre. Karena lagu dangdut itu harus mempunyai cengkok yang bagus, improvisasi yang beda dengan lagu-lagu yang lain.
Apa kelebihan musik dangdut di mata Ical?
Saya awalnya empat meremehkan musik dangdut. Lalu saya ditawarin teman dan setelah dengar ternyata dangdut enak juga. Ical juga mempelajarinya susah sih, tapi ada keindahan tersendiri. Ada beberapa part improvisasi yang nggak ada di lagu-lagu lain.
Sewaktu ngeband dan kenal dangdut, Ical suka genre musik apa saja?
Semua jenis lagu Ical suka. Tidak ada dibilang Ical hanya fokus dengan genre tertentu. Sebelum di DA Ical sudah ngeband sebelumnya, nyanyi lagu pop, apa aja kecuali keroncong. Ical belum pernah menyanyikan lagu genre keroncong.
Suka duka Ical saat pertama nyanyi dangdut?
Tahun 2009 itu mulai nyanyi panggung ke panggung, daerah ini ke daerah lain. Waktu itu naik motor, dan dibayar dari 75 ribu sampai 150 ribu, dari siang sampai malam. Banyak suka dukanya, kalau kita nyanyi di daerah-daerah ekstrim. Itu biasanya perjanjiannya kan dari jam 7 sampai jam 12 malam. Biasa banyak yang mabuk dan segala macem, maunya lanjut sampai jam 2 atau jam 3. Kalau kita berhenti di jam 12 orkesnya nanti akan dibakar, di pinggir jalan diancam dibunuh dan sebagainya. Jadi daripada kenapa-kenapa terpaksa kita ikuti apa kemauan mereka. Nyanyi dari jam 7 hingga jam 3 subuh.
Menurut Ical apa yang harus dimiliki seorang penyanyi dangdut yang baik?
Ya pastinya, bukan cuma dangdut ya, yang harus dimiliki semua penyanyi adalah attitude yang pertama. Attitude yang baik sebagai seorang entertainer. Attitude yang baik akan memancarkan energi yang baik.
Persiapan ke depan setelah menjuarai kompetisi D'Academy 3?
Di sini adalah tantangan yang luar biasa, setelah D'Academy 3. DA 3 ini cuma jembatan menuju dunia entertainment yang sesungguhnya, dengan persaingan yang lebih ketat, lebih kejam segala macem. Tapi Ical akan terus berlatih memberikan karya yang baik, karya yang positif supaya bisa diterima masyarakat dan mudah-mudahan Ical tetap bisa mempertahankan karier di dunia entertainment ini.
Sebagai juara DA 3, semangat apa yang ingin ditularkan kepada anak muda untuk menyukai dangdut?
Sekarang dangdut itu lebih universal ya, bahkan anak kecil juga suka dengan musik dangdut, apalagi orangtua. Pastinya kita mengambil hal-hal yang positif aja dari dangdut ini, artinya jangan hanya mendengarkan saja. Lagu dangdut sekarang kan liriknya ada saja yang kurang pantas untuk anak kecil, jadi kita sebagai generasi muda membawakan lagu-lagu yang positif aja.
Seperti kata Ical, D'Academy 3 adalah lompatan awal untuk membangun karier di industri musik dangdut yang sebenarnya. Suka duka yang ia lalui tak membuatnya jera dan menyerah dengan apa yang ia cita-citakan. Dengan membawa nilai-nilai positif, Ical berharap bisa membuat dangdut kembali dicintai dan diterima oleh semua kalangan.