Fimela.com, Jakarta Pembajakan seolah menjadi jamur yang sulit dimusnahkan dari muka bumi. Tak jarang, keberadaan pembajakan menjadi tantangan tersendiri bagi insan seni di Indonesia. Salah satunya Ruth Sahanaya yang belum lama ini meluncurkan album terbarunya berjudul Simfoni Dari Hati.
Betapa tidak, baru sehari album itu resmi dirilis, karya wanita yang akrab disapa Uthe ini sudah menyebar di situs-situs download ilegal. Kondisi itu membuat Uthe sedih yang kini sudah 3 dasawarsa wara-wiri di industri musik.
"Walau sekarang toko fisik sudah enggak ada, beli CD yang asli. Jangan download ilegal. Kayak album aku baru aku keluar 18 April, besoknya sudah banyak beredar di situs-situs download ilegal, sedih sih," ungkap Ruth Sahanaya, di Studio Abee, kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, Jumat (3/6/2016).
Uthe sadar, keadaan industri musik di Indonesia berbeda dengan negara asing. Terlebih baginya yang muncul di era 80-an. Karenanya, Uthe menampilkan warna baru yang fresh di album Simfoni Dari Hati guna melebarkan market musiknya.
"Beda sekali industri musik di sini sama luar negeri. Kalau di sana semakin tua, semakin dihargai. Pesan saya, jadikan musik Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri," tuturnya.
Uthe menambahkan, berdasarkan laporan terakhir, album Simfoni Dari Hati sudah terjual sebanyak 48 ribu keping. Bukan tidak mungkin jumlah itu akan terus bertambah mengingat Uthe menggandeng restoran ayam goreng cepat saji dalam pendistribusiannya.
"Dari tanggal 1 sampai akhir april sudah 48 ribu. Kalau yang bulan ini harusnya keluar sekarang. Kita mulai promosi di Mei yang benar-benar keliling radio di Indonesia," pungkas Ruth Sahanaya.