Eksklusif CEO Seekmi.com Nayoko Wicaksono, Suka Menantang Hidup

Ardini Maharani diperbarui 03 Jun 2016, 09:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Senyum manisnya mengembang saat menjejakkan langkah ke markas Bintang.com di lantai 4, Eks Gedung Pesona Edu, 18, Jakarta Pusat. "Kantornya nyaman, ya" ujar pria itu. Sikapnya ramah dan bersahabat, jauh dari kesan pebisnis sukses yang terkadang suka jaga imej . Dia Nayoko Wicaksono. Salah satu anak muda Indonesia handal, penemu dan CEO aplikasi online Seekmi.com. Apa itu ya? 

Sebelum membahas lebih jauh mengenai Seekmi.com, pria yang akrab dipanggil Koko ini ternyata punya pengalaman hidup yang cukup banyak hingga akhirnya memutuskan berbisnis 'start up'. Mulai jadi seorang pegawai, hingga dagang kecil-kecilan, semua dilakoninya. Modalnya cuma satu, yakni tidak merasa puas dan selalu merasa tertantang. Koko bukan orang yang suka berada di zona nyaman. Bayangkan, dulu dia sudah dapat pekerjaan enak di Kota Vanchouver, Kanada. Namun karena 'terlalu' enak, dia merasa tidak 'hidup'. "Saya ingin tantangan yang lebih. I need more challenge," ujar pria yang lahir pada 29 November 1984 ini.

Tantangan inilah yang akhirnya membawa dirinya kembali pulang ke Indonesia. Nayoko ternyata menikmati budaya kerja di Indonesia yang kadang lebih dari 8 jam. Diakui Koko, bangsa ini punya mental pekerja keras. Itu sebabnya Koko merasa tertantang untuk membuka bisnis yang terintegrasi dengan masyarakat negeri ini. Dibantu oleh sejumlah kawan, termasuk Adi Sariaatmadja (CEO KMK Online), Koko pun percaya diri membangun usahanya.

Sebenarnya bukan sekarang-sekarang ini Koko menyukai bisnis. Sejak di bangku sekolah dasar dirinya sudah putar otak untuk mendapatkan uang jajan dan membeli barang keinginannya sendiri. "Zaman dulu musim mobil Tamiya," ujar Koko sambil tertawa. Saking ingin punya mainan tersebut, Koko nekat menjual jasa modifikasi Tamiya kepada teman-temannya. Usahanya gak sia-sia. Akhirnya banyak rekan Nayoko mempercayakan mobil Tamiyanya di'upgrade'. "Akhirnya uang jasa itu bisa buat beli Tamiya lagi," katanya mengenang masa kecil.

Dari situ perjalanan berbisnisnya dimulai. Hingga akhirnya menjadi CEO Seekmi.com, aplikasi yang bakal bikin geger Indonesia. Seperti apa perjalanan karir Nayoko Wicaksono sampai di posisinya sekarang? Simak wawancara eksklusif Bintang.com dengan pria luar biasa ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Si Tampan yang Suka Tantangan

Eksklusif CEO Seekmi.com Nayoko Wicaksono, Suka Hidup Menantang | Dok. Bintang.com/Digital Imaging: Iqbal Nur Fajri

Sudah enak dan mapan bekerja di Kanada, malah resign. Kenapa kah?

Nah, itu. Padahal saya sudah sekitar 3 tahun bekerja di Kota Vanchouver. Pengalaman dan pengetahuan masih hijau. Tapi saya di sana bisnis kecil-kecilan juga. Saya ini suka bosan kerja sama orang lain. Apalagi atmosfer bekerja di Kanada itu kurang menantang menurut saya. Terlalu nyaman. Jam 5 sore semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Bahkan kalau ada yang kerja lembur sering dilihat sebagai orang aneh, hehehe.

Tapi ya itu tadi. Saking nyamannya saya malah ingin berontak. Saya mencari arah baru, tantangan baru. Akhirnya balik ke Indonesia. Saya melihat-lihat, apa (bisnis) yang bisa dikerjakan. Saat itu lagi booming 'start up'. Tapi karena pengalaman belum memadai, akhirnya saya kerja bareng beberapa orang membangun situs belanja online yang kini terbesar di pasar Asia. Dapat 6 bulan bekerja, saya masih belum percaya diri. Akhirnya belajar lagi. Di sinilah saya bertemu Adi Sariaatmadja (CEO KMK Online)

Saat itu masih baru banget dia membangun KMK Online. Awalnya kami ingin bangun 'start up' mirip 'flash deal' gitu. Tapi kayaknya Indonesia belum siap. Jadi saya membantu untuk mengembangkan Lakupon.com dan Liputan6.com. Keduanya sudah lumayan bagus. Apalagi saat itu 'rank' Liputan6.com masih 200, sekarang meningkat sangat tajam. Tapi pencapaian prestasi itu pun belum bisa bikin saya percaya diri juga. Akhirnya untuk menambah pengalaman, saya gabung lagi di Home Tester Club (HTC). Bedanya saya mulai HTC dari nol. Di sini saya belajar lebih banyak lagi. Banyak banget kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat, namun berusaha untuk mencari jalan keluar. Kegagalan pernah, sampai akhirnya terus menguat dan bisa berjalan lancar seperti sekarang. Dari situ kepercayaan diri saya mulai muncul. Ini saatnya untuk melangkah sendiri. Kali ini yakin, kegagalan-kegagalan kemarin pasti berbuah manis.

Apa yang jadi ketakutan terbesar dalam berbisnis 'start up' ini?

Ketakutan terbesar sudah pasti kegagalan. Kita tidak bisa menampik itu. Walau berusaha berpikir positif bahwa gagal itu bagus untuk bisa bangkit. Tapi ketakutan ini mengajarkan kita juga agar tidak jadi gegabah. Kalau gak punya ketakutan malah akan 'over' percaya diri. Jadi kesalahan bisa lebih fatal lagi.

Beruntung saya memiliki partner kerja yang bisa menyeimbangkan sifat saya terkadang sering nge-'gas', hehehe.

Terkadang sumber daya manusia juga jadi kendala. Tidak banyak bertemu dengan orang yang satu visi dan misi untuk bisa memajukan bisnis seperti ini. Karenanya me-manage mereka tidaklah mudah. Saat ini dibutuhkan kekompakan tim untuk membangun Seekmi.com agar nantinya berkembang lebih baik. Bahkan setiap orang untuk di awal mengerjakan banyak hal. Nantinya jika ini lebih besar lagi, bisa menempatkan mereka pada kemampuan terkuatnya.

Bagaimana dengan customer Indonesia, siapkah dengan era digital?

Nah, itu dia. Membangun Seekmi.com sebenarnya sangat menantang. Ada situs serupa di Amerika Serikat yang sudah jauh lebih baik. Setelah diaplikasikan ke Indonesia, ternyata beda 'market'. Pasar di sini sangat sederhana dan simpel. Orang Indonesia males ribet. Justru yang seperti ini kita gak ngerti maunya apa. Jangan-jangan malah salah, hehehe. Tantangan lainnya, bagaimana menyiapkan warga negara ini lebih 'going digital'.

Saya jadi ingat awal-awal e-commerce masuk ke Indonesia. Sulitnya bukan main merebut hati orang Indonesia ini. Namun seiring berkembang akhirnya masyarakat mulai meminati. Kalau untuk jasa masih sangat jauh. Mereka lebih bisa menerima yang promosinya mulut ke mulut sebab ada pengalaman dari customer sebelumnya. Di sini yang saya merasa harus lebih bekerja keras lagi. Nantinya jasa-jasa yang ada di Seekmi bisa punya sertifikasi sehingga lebih berkualitas dan dipercaya customer. Akan ada 'review' semacam bintang-bintang untuk menilai kinerja penyedia jasa. Semua dilakukan agar kedua belah pihak, baik penyedia maupun pengguna jasa bisa sama-sama enak.

Apakah keluarga juga ada latar belakang bisnis?

Ya ada. Memang awalnya bapak dan ibu saya bekerja untuk sebuah perusahaan. Namun 20 tahun lalu mereka memutuskan untuk 'resign' dan berbisnis kecil-kecilan. Bisnis pada umumnya dan gak main di digital. Menurut saya ini keputusan terbesar dalam hidup mereka. Memang untuk sukses harus bisa berani.

Namun untuk memulai bisnis pun jangan main-main. Harus mengerti betul apa yang diinginkan. Idenya bagus dan yang terpenting harus fokus mengembangkan bisnisnya. Semua bisnis itu berisiko. Tapi tidak akan ada penghargaan besar jika risiko ini tidak diambil.

Seperti apa menggambarkan Nayoko Wicaksono dalam hal bisnis?

Saya ini orangnya seneng banget belajar. Setiap hari saya selalu berkata dalam hati, sudah belajar apa hari ini? Kalau tidak ada yang dipelajari, kadang-kadang malah suka geregetan. Saya gak suka membuang waktu.

Saya ingat film soal biografi Bill Gates. Di sana diperlihatkan kejayaan dia membangun kerajaan bisnisnya. Tapi itu baru 20 persen. Sementara 80 persen usaha dia yang berdarah-darah, jatuh bangunnya, dan sebagainya tidak ditampakkan. Kebanyakan risiko bisnis gak pernah diperlihatkan ke khalayak. Bill Gates dan beberapa orang lainnya yang pernah jadi 'keynote speaker' di bisnis expo yang pernah saya adakan, berujar hampir sama. Tapi ada satu yang saya ingat banget. Kerjakan sesuatu yang benar-benar sulit, 'worth it' alias berharga, karena kamu cuma punya waktu sedikit di kehidupan ini.

Kata-kata mereka itulah yang akhirnya saya tuangkan ke Seekmi.com. Tantangannya sangat banyak, sangat luas, dan saya harus bersiap untuk itu.

3 dari 3 halaman

Masa Kecil dan Mimpi Masa Depan

Baginya hidup penuh tantangan membuatnya lebih maju. Yuk, belajar menantang hidup bersama CEO Seekmi.com Nayoko Wicaksono | Dok. Bintang.com/Digital Imaging: Iqbal Nur Fajri

Masa kecilnya seperti apa?

Wah, saya paling 'rebel' di keluarga, hahaha. Paling susah diatur. Makanya waktu menyodorkan ide bikin Seekmi.com, awalnya keluarga ragu. Tapi karena saya yakin, mereka akhirnya merestui. Kerjakan apa yang mau dikerjakan yang penting keluarga lihat hasilnya nanti.

Meski bungsu dari 3 saudara, saya bukan anak yang dimanja. Saya jarang dibelikan mainan-mainan spektakuler oleh orangtua. Seperti video game, zaman saya kan nge-hits banget, tuh. Tapi ibu dan bapak malah suruh saya keluar. Bermain di 'outdoor'. Bersepeda dan saya punya geng sepedaan dengan anggota 40 orang, lho, hahaha.

Lucu banget kalau inget masa kecil. Saking ingin beli mainan yang keren, saya akhirnya berjualan jasa modifikasi mobil Tamiya. Wah, teman-teman sudah percaya dan suka kalau mobilnya saya yang pegang sebab larinya lebih kencang. Setelah jasa modifikasi dan punya uang, duitnya saya putar beli Tamiya. Saya modif lagi dan jual lagi, hahaha. Akhirnya punya uang dan kebeli mainan yang saya inginkan.

Kayaknya dari situ deh saya mulai tertarik berbisnis, hihihi. Kalau gak salah pengalaman itu sekitar kelas 4-5 sekolah dasar.

Ceritakan soal Seekmi.com? Kenapa namanya Seekmi dan sebagainya?

Baik. Seekmi berasal dari bahasa Inggris 'Seek Me' atau cari saya. Kata yang menarik dan sederhana tapi mengena. Kenapa pilih kata dalam bahasa Inggris? Karena ke depannya kami sudah memikirkan ekspansi ke luar negeri. Tapi itu masih tahap selanjutnya. Saya pikir masyarakat Indonesia sudah cukup familiar dengan Inggris, ya.

Seekmi.com ini merupakan aplikasi online penyedia jasa-jasa yang dibutuhkan masyarakat di keseharian. Misalnya, untuk mencari jasa babysitter, service AC, mau Belly Dance, semua ada. Masyarakat tinggal mengunduh aplikasi ini dan 'tool-tool'nya dibuat sesederhana mungkin sehingga warga Indonesia tidak ribet menggunakannya.

Bisnis digital ini sangat bergantung pada kesiapan masyarakat untuk menerimanya dan juga infrastuktur yang disediakan pemerintah. Pastinya dibutuhkan basis Internet untuk mengoperasikan Seekmi.com. Setiap wilayah berbeda kesiapannya dalam menghadapi ini. Kerjasama antara pebisnis, pemerintah, dan masyarakat amatlah dibutuhkan dalam 'start up' ini.

Dilihat dari GDP (pendapatan bruto) Indonesia, e-commerce saja masih menyumbang sangat kecil. 0,6 persen. Jadi masih bisa dikembangkan lagi. Tantangan masih banyak, masih bisa digali untuk memaksimalkan bisnis ini. Karena itu saya meyakini Seekmi akan berkembang pesat bersama masyarakat Indonesia.

Keseharian selain bisnis?

Um, saya hobi fotografi. Saya suka banget traveling. Suka melihat keindahan alam. Saya suka keindahan Indonesia. Dibanding luar negeri, alam di Indonesia ini jauh lebih keren dan eksotis. Saya sudah ke Raja Ampat, asli indah banget. Saya juga suka diving. Tapi jadi miris ngeliat koral-koral yang sudah rusak. Terkadang saya ikut bersihin sampah di laut yang saya lihat dan saya mampu kerjakan.

I do love nature. Alam ini harus dijaga supaya manusia bisa hidup lebih lama lagi.

Setuju banget sama Nayoko Wicaksono! Sukses terus, ya.