5 Kekacauan yang Sering Terjadi di Gerbong Wanita Commuter Line

Febriyani Frisca diperbarui 02 Jun 2016, 12:49 WIB

Fimela.com, Jakarta Terlahir ke dunia, perempuan menjadi makhluk istimewa yang ada di muka bumi. Hal tersebut terbukti dari beberapa pengistimewaan perempuan di tempat umum. Sebut saja gerbong khusus wanita di commuter line. Tak hanya itu, tempat parkir pun kini ada yang dikhususkan bagi kaum perempuan.

Ngomong-ngomong soal gerbang wanita di commuter line, sesuai namanya, semua penumpang yang ada di gerbong ini ialah para perempuan. Nggak boleh ada penumpang laki-laki di sana. Hal ini dilakukan untuk memberi keamanan dan kenyamanan bagi para penumpang wanita. Meski demikian, bukan berarti gerbong wanita terasa aman dan tentram.

Di balik kenyamanan yang orang-orang pikirkan, terdapat sejumlah kekacauan yang tak terlihat. Para perempuan yang lebih sering memilih gerbong wanita di commuter line pasti sudah paham banget sama kekacauan ini. Apa saja? Check this one!

Rebutan tempat duduk. Di gerbong wanita, keberadaan kursi kosong lebih berharga dari intan permata. Ibarat kucing dilemparin ikan asin, ya begitulah pemandangan yang terjadi kalau ada kursi kosong di gerbong wanita.

Keluhan penuh sesak. "Ya kalau nggak mau sesak naik kendaraan pribadi aja, Bu!" begitu timpal ibu-ibu lain ketika ada yang mengeluh kereta penuh sesak.

Feel free to sikut-sikutan. Di gerbong wanita, kamu harus tega dan mampu untuk menyikut tubuh orang lain agar mendapatkan posisi yang nyaman pun bisa keluar dari sesaknya orang-orang.

Feel free to nyinyirin orang-orang menyebalkan di depan muka. Jangan salah, di gerbong perempuan banyak ibu-ibu yang begini. Biasanya, ibu-ibu tipe kayak gini nggak suka kenyamanannya diganggu gugat atau nggak suka mendengar keluhan kayak di poin 2.

Jualan di dalam gerbong. Padahal sudah jelas-jelas dilarang, tapi ada beberapa orang yang tetap melakukan aksi jual beli dengan kucing-kucingan. Paling mudah bisa kamu jumpai di gerbong wanita pada jam-jam tertentu.