Fatin Shidqia: Kebiri Tak Cukup untuk Pelaku Kekerasan Seksual

Rivan Yuristiawan diperbarui 27 Mei 2016, 07:49 WIB

Fimela.com, Jakarta Maraknya kasus pelecehan seksual yang berujung pada pembunuhan terhadap korbannya ternyata membuat penyanyi muda Fatin Shidqia Lubis merasa miris. Sebagai seorang wanita, ia mengaku tidak habis pikir tentang isi otak pelaku pemerkosaan yang berujung pada tindak pembunuhan.

Saking tidak masuk logikanya, Fatin bahkan hingga beberapa kali menggelengkan kepala saat ditanya mengenai fenomena yang belakangan ini kerap terjadi. Terakhir yang membuat wanita berhijab itu sangat bersedih adalah kasus pemerkosaan 'gagang cangkul' yang menimpa Eno Fahirah.

 

 

 

"Miris sih. Aku kaget dan bingung kalo lihat berita pemerkosaan jadi marak dan kayak tren gitu. Aku gak abis fikir apalagi kasus cangkul itu bener-bener gila. Coba bayangin aja. Miris aja sih jadi mikir wanita butuh jaga diri yang lebih lagi," ungkap Fatin saat ditemui ketika menjadi pengisi acara di Liputan6 Award di studio 6 Emtek, Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (26/5/2016).

Terkait pelecehan seksual, Fatin pun sempat mengalami pengalaman yang kurang mengenakkan. Meski tidak dilecehkan secara fisik, namun dirinya sempat merasakan terintimidasi oleh orang asing yang berjalan di belakangnya.

 

Dilecehin sih enggak, aku yang standar aja sih paling suka digodain gitu. Tapi dulu pernah nyaris pas berangkat sekolah terus aku denger orang jalan kenceng dibelakang dan jadi lebih deket gitu. Reflek aku jadi pasang kuda-kuda karate dan dia kayak gugup trus pergi gitu," cerita Fatin.

Untuk mencegah kejadian tersebut terus berulang, Fatin meminta pemerintah dan aparat berwenang lainnya untuk lebih peduli terkait nasib perempuan dengan membuat peraturan yang lebih dari sekedar hukuman kebiri bagi pelaku tindakan kekerasan seksual.

"Semoga pemerintah bisa ngeluarin peraturan yang lebih ketat lagi. Menurut aku kebiri itu emang beraat cuma kurang efisien. Kurang sih kalo kebiri, kayaknya hukuman mati deh harusnya," tegas Fatin.