Fimela.com, Jakarta Sejak Sabtu (21/5) lalu, Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara mengeluarkan awan panas. Awan panas yang suhunya mencapai 700 derajat Celcius tersebut menewaskan 7 warga dan dua lainnya kritis.
Meski luncuran awan panas tersebut terbilang jauh, namun masih belum keliar dari 5 kilometer. Menurut Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM Surono, status Gunung Sinabung masih awas. Setiap saat, gunung tersebut dapat menyemburkan awan panas.
Baca Juga
"Erupsi Gunung Sinabung terus menerus akan ada. Statusnya masih awas. Kebetulan luncuran awan panasnya jauh namun belum keluar dari 5 kilometer," kata Surono saat dihubungi Liputan6, Jakarta, Senin (23/6). Dia juga mengatakan, letusan gunung api ini zinanya sudah ditentukan. Namun, letusan tak kunjung berhenti. Karena itu, bisa saja sewaktu-waktu Sinabung akan erupsi.
"Letusan gunung api zonanya sudah ditentukan. Letusan tidak berhenti-henti. Setiap saat bisa terjadi erupsi," lanjutnya. Dia juga menjelaskan, zona letusan dan daerah yang berbahaya juga sudah ditentukan para instansi terkait. Kawasan tersebut mereka sebut zona merah. Zona merah ini, harus steril, tanpa ada warga satu pun.
Hingga saat ini, media yang sama menulis, ada 9 orang terlanda awan panas. Sementara 7 orang tewas dan dua lainnya kritis dengan luka bakar akibat awan panas bersuhu 700 derajat selcius.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, semua korban merupakan warga Desa Gamber Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo yang berada di zona merah saat Gunung Sinabung meletus disertai awan panas, pada Sabtu (21/5) lalau pukul 16.48 WIB. Ketuju korban tewas tersebut Karman Milala (60), Irwansyah Sembiring (17), Nantin Br. Sitepu (54), Leo Perangin-angin, Ngulik Ginting, Ersada Ginting, dan Ibrahim Sembiring.