Fimela.com, Jakarta Bagi umat Islam tentunya setiap bulan dalam kalender hijriah sangatlah spesial, masing-masing bulan memiliki keistimewaannya sendiri, termasuk dengan bulan Sya’ban. Malam Nisfu Sya’ban yang jatuh pada Sabtu (21/5/2016) kemarin menjadi salah satu malam yang paling banyak ditunggu-tunggu. Tak heran jika pada malam itu banyak umat Islam yang menghabiskan waktu dengan membaca ayat suci Alquran.
Baca Juga
Ya, inilah sebuah tradisi yang tidak akan pernah hilang jika malam Nisfu Sya’ban datang. Namun selain salat dan membaca Alquran biasanya ada tradisi lain yang dilakukan oleh masyarakat dibeberapa wilayah Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan yang memiliki tradisinya sendiri dalam menyambut datangnya malam Nisfu Sya’ban. Masyarakat di sana memiliki tradisi turun temurun untuk merayakan malam Nisfu Sya’ban, yaitu tradisi membawa nasi bungkus atau kue dan makan-makanan lain untuk disantap bersama-sama di mushalla, langgar ataupun masjid.
“Biasanya masyarakat Barabai di malam Nisfu Sya’ban berkumpul di masjid atau langgar dengan di awali dengan salat maghrib berjamaan, dilanjutkan dengan salat hajat dua rakaat dan pembacaan surah yasin sebanyak tiga kali. Setelah salat isya dilanjutkan dengan salat Tashbib empat rakaat dan berdoa bersama serta saling bermaaf-maafan, setelah itu baru boleh makan,” jelas H Rusli salah satu tokoh masyarakat setempat seperti dikutip dari Antara, Senin (23/5/2016).
Tak hanya itu, Rusli menjelaskan bahwa setelah malam Nisfu Sya’ban atau keesokan harinya tidak akan terlihat warung makanan atau minuman yang buka, hal tersebut dilakukan untuk menghormati masyarakat yang sedang melaksanakan puasa. “Untuk membuat menu berbuka, para tetangga berkumpul di satu rumah warga untuk bersama-sama ‘bamasakan’ yaitu membuat kue-kue maupun hidangan lain yang nantinya disantap bersama saat berbuka,” pungkas Rusli. Ya, dari banyaknya tradisi yang dilakukan saat malam Nisfu Sya’ban siapapun pastinya akan kangen kampung halaman.