Cara Beda di 6 Film untuk Peringati Hari Kebangkitan Nasional

Regina Novanda diperbarui 20 Mei 2016, 21:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Ada banyak cara untuk rakyat Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap tanggal 20 Mei. Ada yang memilih untuk kembali menilik bacaan sejarah tentang organisasi Boedi Oetomo yang jadi cikal bakal, namun ada pula yang lebih memilih untuk menyaksikan lewat media visual lain seperti film-film bertemakan sejarah kemerdekaan.

Ya, film memang menjadi media visual yang cukup ampuh untuk 'menyentil' penonton. Lewat film, banyak pesan yang dapat disampaikan, termasuk bagaimana cara untuk meneruskan perjuangan para pejuang yang telah merebut kemerdekaan di era sekarang. Berikut Bintang.com sajikan enam film yang patut disimak dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

Di Balik 98. Dibintangi Chelsea Islan, film ini 'membangunkan' kembali penonton akan kenangan tragedi Mei 1998 yang telah menelan banyak korban jiwa. Diana yang merupakan seorang mahasiswa sekaligus aktivis itu tak tinggal diam, ia turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa demi menurunkan rezim Orde Baru. Di Balik 98 sukses mengemas kisah patriotisme dalam balutan pengorbanan cinta dan keluarga.

Gie. Sama seperti Di Balik 98, film yang diangkat dari Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hak Gie ini juga menitikberatkan pada perjuangan seorang mahasiswa Indonesia keturunan Tionghoa untuk menggulingkan rezim yang berkuasa. Semangat serta ambisi Gie untuk menegakkan keadilan sempat menuai berbagai pertentangan, termasuk dari orang-orang terdekatnya.

Habibie & Ainun. Kisah perjuangan dari mantan orang nomer satu di Indonesia, B.J Habibie, ini memang sangat menginspirasi. Sebelum menduduki kursi Kepresidenan, Habibie harus mengalami sulitnya berkarya di era Orde Baru. Mimpinya kembali ke Indonesia dan menciptakan pesawat tidak semudah yang dibayangkan. Namun, ia tak pernah menyerah dengan mimpinya demi melihat Indonesia yang lebih baik. Intrik politik dengan bumbu percintaan antara Habibie dan Ainun sangat terasa di film gubahan Faozan Rizal tersebut.

Soekarno. Sebagai founding father negara Indonesia, kisah dari Soekarno mamang sudah sepatutnya diangkat ke layar lebar. Perjuangan serta semangatnya untuk memproklamirkan kemerdekaan terangkum apik dalam film garapan Hanung Bramantyo ini. Penonton dapat ikut merasakann atmosfer saat sang tokoh berjuang mati-matian dengan pikiran dan fisik untuk Indonesia merdeka.

Sang Pencerah. Film ini mampu menampilkan sejarah sebagai pelajaran tentang toleransi, koeksistensi, kekerasan berbalut agama, dan semangat akan perubahan. Dibintangi Lukman Sardi, Sang Pencerah menyorot kisah nyata dari pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Ia berhasil memperkenalkan wajah Islam yang lebih modern, terbuka, serta rasional. 

Pacarku Anak Koruptor. Jika kelima film di atas sudah tayang di bioskop beberapa tahun lalu, maka tidak dengan film yang dibintangi Jessica Mila ini yang baru rilis akan rilis pada 26 Mei 2016. Dengan konsep cerita yang lebih 'kekinian', film ini seakan ingin kembali menyentil problematika sosial yang ada di masyarakat tentang kasus korupsi yang tak pernah berhenti menghiasi pemberitaan.

Bercerita tentang sosok Sayanda, seorang aktivis anti korupsi yang terjebak cinta dengan anak dari koruptor itu sendiri. Dihadapkan pada kondisi ini, Sayanda mengaku tak gentar untuk melawan korupsi meski harus berhadapan dengan ayah orang dikasihaninya, Gerhana. Ia memang mencintai Gerhana, namun Sayanda mengaku jauh lebih mencintai Indonesia.