Jaring Laba-laba Jadi Material Rompi Anti Peluru

Dadan Eka Permana diperbarui 22 Mei 2016, 21:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Sudah lama para ilmuwan menemukan fakta bahwa jaring benang laba-laba lebih kuat dari baja. Oleh karena itu, jaring laba-laba menjadi pilihan ilmuwan sebagai bahan baku membuat rompi anti peluru selain kevlar, vestran, dan Carbon Nanotubes (CNT).

Jaring laba-laba terdiri dari ikatan molekul protein yang panjang. Benang ini tidak hanya memiliki kemampuan dapat menahan beban yang ekstrem, tapi juga sekaligus memiliki sifat elastisitas yang sangat tinggi.

"Serat laba-laba memiliki kombinasi kekuatan mekanis dan elastis unik yang membuatnya sebagai salah satu material terkuat," kata Jeffery Yarger, dosen di Department of Chemistry and Biochemistry di ASU seperti dikutip dari Science Daily.

Sementara itu, pada suatu eksperimen yang dilakukan di University of Trento Italia, sejumlah ilmuwan menyemprot laba-laba jenis Pholcidae dengan campuran air dan jenis karbon nanotube, juga lempeng graphene. Karbon nanotube dan lempeng graphene ternyata mampu membuat serat benang sutra yang dihasilkan laba-laba sekuat benang Kevlar. Hasil eksperimen itu dimuat di jurnal Materials Science.

Sekadar informasi rompi anti peluru adalah baju pelindung atau baju zirah yang melindungi bagian tubuh seperti dada, perut, dan punggung orang yang memakainya dari proyektil peluru dan serpihan dari ledakan granat.

Rompi anti peluru dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Soft Body Armor dan Hard Body Armor. Bahan yang digunakan untuk membuat rompi anti peluru selalu mengalami perkembangan seiring hasil penemuan-penemuan baru.