Kisah Yani, Gajah yang Menangis Sebelum Menemui Ajal

Dadan Eka Permana diperbarui 16 Mei 2016, 17:04 WIB

Fimela.com, Jakarta Seperti manusia, gajah dikenal bisa menangis ketika mengalami emosi sedih. Halnya yang terjadi dengan Yani, gajah Sumatera yang mati karena penyakit misterius di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, 11 Mei 2016 lalu dalam usia 34 tahun. Yani mati dalam keadaan memilukan dengan mata basah seakan menangis menahan kesakitan yang amat sangat.

Sebelum ajal menjemput, Yani yang terserang penyakit dipindahkan dari kandang ke halaman yang tak nyaman. Selama sepekan, Yani dalam keadaan dirantai dibiarkan terlantar, terkapar tak berdaya tanpa perawatan. Dilansir dari The Sun, pihak kebun binatang, mengaku sudah melakukan upaya terbaik dalam menyelamatkan Yani dengan memberi perawatan. Namun belakangan terungkap kebun binatang tersebut tidak memiliki dokter hewan selama satu tahun.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA) Jawa Barat pun bertindak dengan memberikan teguran keras kepada pengelola kebun binatang tersebut. “Memiliki dokter hewan adalah wajib dan mereka tidak memiliki dokter hewan selama satu tahun,” kata Kepala BKSDA Jawa Barat Sylvana Ratna.

Beberapa saat sebelum mati, diwartakan situs berita nasional, Yani sempat ditengok Walikota Bandung Ridwan Kamil dan mendapat perawatan dari tim dokter gabungan pemkot Bandung, BKSDA Jawa Barat, Taman Safari, dan Rumah Sakit Hewan Cikole . Tapi sayang, penanganan yang terlambat tak mampu menolong Yani dari kematian. Mengetahui Yani, si gajah Sumatera itu mati, dalam akun instagramnya, Ridwan Kamil pun geram. Ia menyerukan kepada warga Kota kembang untuk memboikot kebun binatang yang dikelola Yayasan Margasatwa Tamansari tersebut dengan tagar #BoikotBonbinBDG.

 

What's On Fimela