Fimela.com, Jakarta April tahun 2008 silam, Irshad Manji, penulis buku sekaligus pengajar di New York University, sempat berkunjung ke Indonesia. Waktu itu, dia berkunjung dalam rangka mempromosikan bukunya, The Trouble with Islam Today: A Wake-Up Call for Honesty and Change yang diterbitkan tahun 2003.
Baca Juga
Kedatangan perempuan blasteran Mesir-India ini tentu saja mengundang pro-kontra dari masyarakat. Pemikirannya yang kritis dan tidak sesuai dengan pemikiran orang kebanyakan menjadi salah satu pemicu masyarakat tak bisa menerimanya. Meski menuai kontroversi, Irshad datang lagi ke Indonesia empat tahun lalu. Bukan hanya kritikan dan sambutan yang tak hangat, kali ini Irshad justru mendapat penolakan dari pihak kontra.
Penolakan tersebut berdasarkan poemikirannya dan cara pandang terhadap agama serta ajaran. Belum lagi lantaran Irshad blak-blakan mengaku lesbian. Namanya kembali mencuat baru-baru ini pun lantaran dia mengumumkan pernikahannya dengan Laura Albano di laman Facebook miliknya pada Selasa, (10/5).
Pemikiran Irshad itu, yang pihak kontra anggap 'melenceng', dia tuangkan dalam buku-bukunya. Perempuan yang lahir 48 silam itu sebenarnya telah menulis enam buku kontroversial sepanjang tahun 1997 hingga 2011. Tapi, ada dua buku yang menjadi best-seller dan meledak di pasaran, baik di Amerika Serikat, Kanada, bahkan di Indonesia sendiri.
Allah, Liberty and Love: The Courage to Reconcile Faith and Freedom. Buku ini dicetak tahun 2012. Buku yang kontroversial ini ternyata mendapat penghargaan dari Oprah "Chutzpah" Award. Dalam buku ini, Irshad menuturkan bagaimana kehadiran rasa khawatir pada diri umat muslim dan non-muslim yang menghentikan kejujuran dan integritas kepada Tuhan.
The Trouble with Islam Today: A Muslim's Call for Reform in Her Faith. Sebelumnya, tahun 2005, Irshad Manji juga menulis buku ini yang juga menimbulkan kegemparan di kalangan umum muslim dan non-muslim. Isinya, lebih kepada surat terbuka yang juga menceritakan pengalaman keislamannya sejak dia kecil hingga dewasa. Buku ini, ternyata telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan disebarkan ke 30 negara.